Madina, Sumut(ANTARA News) - Kapal pengangkut logistik untuk kebutuhan para pengungsi korban banjir bandang, terbalik di Desa Lubuk Kapundung I, Kecamatan Muara Batang Gadis, Mandailing Natal, Sumut.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi Kamis, sekitar pukul 15.30 itu. Hanya saja, semua logistik berupa beras, mie instan dan kebutuhan pengungsi lainnya, tidak bisa diselamatkan," kata Komandan Koramil (Danramil) 17/Natal, Lettu Kusni, di Posko TNI, di Singkuang, Kamis.
Kapal yang ditumpangi enam anggota tim SAR dan personil TNI itu berangkat mengangkut kebutuhan logistik pengungsi dari Singkuang berangkat pada Rabu.
Namun naas di tengah perjalanan, kapal sempat mengalami mati mesin.
"Kapal kemudian terbalik karena dihantam kayu-kayu besar yang hanyut," kata Danramil.
Sementara itu, Pangdam I/ Bukit Barisang Mayjen TNI Burhanuddin Amin batal mengunjungi para pengungsi, Kamis sore.
Pangdam yang direncanakan datang dengan menggunakan helikopter batal berangkat karena faktor cuaca yang tidak bersahabat.
Dari data terbaru dari posko TNI di Singkuang terungkap, jumlah rumah yang rusak di Desa Hunian Baru tercatat 25, rusak berat 46 rumah, kambing yang hilang 500 ekor, dan ayam 1000 ekor. Desa Hunian Baru memiliki penduduk 287 kepala keluarga atau 887 jiwa.
Sedangkan di Desa Rantau Panjang, banjir bandang menyebabkan enam rumah hilang, 80 rumah rusak berat, dan 200 tertimbun pasir. Sebanyak 250 kambing dan 500 ayam ikut hilang. Ada empat mushalla tertimbun pasir, dua unit SD , dan satu masjid rusak. Di desa ini bermukim sebanyak 363 kepala keluarga atau 1.526 jiwa.
Sementara di Desa Lubuk Kapundung I, tercatat 155 rumah rusak berat, 50 unit rumah hilang, 1 gedung SD rusak berat, satu masjid hancur, dan satu masjid lagi hilang. Banjir bandang juga menghancurkan satu speed boat milik desa dan merusak dua jembatan. Di Desa Lubuk Kapundung I tinggal 205 kepala keluarga atau 986 jiwa.
Di Desa Lubuk Kapundung II tercatat tiga rumah hilang, dan 100 rumah rusak berat. Warga Desa Lubuk Kapundung II berjumlah 100 kepala keluarga atau 864 jiwa. Mereka kini mengungsi ke perusahaan karet. (*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009