Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari CSIS Indra J Piliang mengkritisi hasil survei Citra Politik Indonesia (CPI) tentang Efek Lapindo Ancam Golkar Menjadi Partai Gurem, dan juga menegaskan bahwa calon Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) tidak memiliki hubungan dengan PT Lapindo terkait kasus lumpur di Sidoarjo, Jatim.

Penegasan Indra Piliang yang juga aktivis Partai Golkar disampaikan di Jakarta, Kamis, didampingi Direktur Eksekutif CPI Hendrasmo saat berdiskusi membahas hasil survei CPI tersebut yang mengambil sample 440 responden di wilayah Jakarta, pada 11-14 Septmber 2009 dan metode survei multistage random sampling.

Menurut Indra, Ical sejak diangkat menjadi Menko Perkonomian, kemudian Menko Kesra pada Kabinet Indonesia Bersatu 2004, sudah tidak lagi memiliki jabatan di sejumlah perusahaan termasuk d PT Lapindo dan kasus lumpur Lapindo sudah ditetapkan pemerintah sebagai bencana alam.

Indra mengatakan, hasil penelitian CPI tentang kasus lumpur Sidoarjo tidak akan mempengaruhi suara pengurus DPD I dan II Golkar pada Musyawaah Nasional (Munas) untuk memilih calon ketum Golkar periode 2009-2014.

Namun, Direktur CPI Hendrasmo mengatakan, sesuai hasil survei CPI berdasarkan persepsi publik di wilayah Jakarta, bahwa jika Golkar terasosiasi dengan lumpur Lapindo, maka hanya 5,9 persen responden yang akan tetap memilih Golkar pada Pemilu 2014, sisanya menjawab tak akan memilih Golkar, dan belum memutuskan.

Menurut Hendrasmo, ada beberapa alasan sesuai persepsi publik mengapa efek lumpur membuat Golkar dijauhi pemilih, pertama kasus lumpur Lapindo sangat populer terlihat dari 93,6 persen responden mengetahui mengenai lumpur Lapindo, kedua bahwa mayoritas publik sangat tidak puas atas penanganan lumpur atau 81,8 persen menyatakan kekecewaan penanganan lumpur.

Ketiga bahwa berdasar persepsi responden tentang pihak yang bertanggungjawab terhadap kasus lumpur Lapindo, menyebutkan pemerintah (24,6 persen), PT Lapindo (45,6 persen), Ical (22,1 persen) dan yang tidak menjawab (7,7 persen).

Hendrasmo menyimpulkan, berdasar survei CPI bahwa Munas Golkar, pada Oktober 2009 akan mengalami dilema, di satu sisi, Ical potensial menyumbangkan pikiran dan dana yang besar untuk kemajuan Golkar.

Di sisi lain, katanya, kisah lumpur Lapindo akan sangat menempel dengan figur Ical, karena jika ia menjadi ketum Golkar, citra buruk lumpur Lapindo akan mengancam Golkar menjadi partai gurem pada Pemilu 2014.

"Dilema ini akan hilang jika persepsi ketidakpuasan publik atas lumpur Lapindo mengecil secara drastis," kata Hendramo.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009