Indeks S&P/ASX 200 kehilangan 3,05 persen atau 187,80 poin menjadi 5.960,60 poin

Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis, setelah membukukan kenaikan tujuh sesi berturut-turut, dengan semua sektor cenderung lebih rendah.

Pada penutupan pasar, indeks S&P/ASX 200 kehilangan 3,05 persen atau 187,80 poin menjadi 5.960,60 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang lebih luas jatuh 3,03 persen atau 189,80 poin pada 6.079,50 poin.

Ini adalah penurunan pertama bulan ini untuk pasar Aussie, namun kerugiannya cukup untuk menghapus semua keuntungan sejauh minggu ini.

Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, Indeks Dow Jones dan S&P lanjut jatuh

Sektor keuangan dan energi adalah beban terbesar, dan keduanya turun lebih dari lima persen, setelah membukukan kerugian lebih rendah sehari sebelumnya.

"Saham-saham kesehatan dan penambang emas berkinerja lebih baik dengan nama-nama defensif lebih disukai sejauh ini. Logam mulia dipandang sebagai tempat yang aman di saat ketidakpastian," kata analis pasar Commsec, Steven Daghlian, dikutip dari Xinhua.

Di sektor keuangan, bank-bank besar Australia anjlok dengan Commonwealth Bank turun 4,41 persen, ANZ turun 6,21 persen, National Australia Bank turun 5,41 persen dan Westpac Bank turun 6,09 persen.

Saham-sahampertambangan sebagian besar lebih rendah dengan BHP turun 1,97 persen, Fortescue Metals turun 0,73 persen dan Rio Tinto turun 1,61 persen, namun penambang emas Newcrest naik 5,70 persen.

Produsen-produsen minyak dan gas jatuh dengan Oil Search turun 6,18 persen, Santos turun 6,36 persen dan Woodside Petroleum turun 5,76 persen.

Supermarket terbesar Australia merosot dengan Coles turun 2,94 persen dan Woolworths turun 2,54 persen.

Sementara itu raksasa telekomunikasi Telstra kehilangan 1,53 persen, operator penerbangan nasional Qantas anjlok 6,47 persen dan perusahaan biomedis CSL melemah 0,31 persen.

Baca juga: Indeks KOSPI turun, saham Korsel hentikan kenaikan 9 hari beruntun
Baca juga: IHSG ditutup jatuh 65,93 poin, pasar khawatir tekanan ekonomi global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020