"Saya pikir layak memperkirakan bahwa, jika presiden mengikuti saran pemimpin tentara kita, ia mungkin mendapat dukungan luas Republiken," kata McConnell kepada wartawan.
Senator itu mengatakan senang Obama "mempertahankan tekanan terhadap" pejuang dengan menggandakan kehadiran tentara Amerika Serikat di Afghanistan, yang memberi naungan bagi perencana serangan 11 September 2001 atas negara adidaya itu.
"Kebanyakan anggota saya masih sangat percaya bahwa salah satu sebab kita tidak lagi diserang sejak 11 September (11/9) adalah bahwa kita tetap menekan kelompok teroris luar negeri," katanya, memakai singkatan tenar untuk serangan itu.
Republiken percaya bahwa "menenangkan Afghanistan, tempat asal serangan 11/9, masih sangat masuk akal", katanya.
Obama mendapat serangan dari sekutu Demokrat-nya atas sikapnya, yang mengungkapkan kekecewaan atau tentangan langsung sebagai jawaban atas keputusan akan kemungkinan menambah tentara di Afganistan.
Perwira tinggi tentara Amerika Serikat pada Selasa memperingatkan bahwa masalah kepercayaan pemerintah Afghanistan dengan rakyatnya sendiri menimbulkan ancaman sama gawat bagi sasaran Amerika Serikat di negara dicabik perang itu dengan petempur Taliban.
"Saya menganggap ancaman dari kekurang-seimbangan pemerintahan dengan ancaman dari Taliban," kata Laksamana Michael Muller, Kepala Staf Gabungan, kepada Panitia Angkatan Bersenjata di Senat.
Mullen juga mengatakan kepada Kongres Amerika Serikat, yang terpecah, bahwa Washington dan sekutu NATO-nya tampak perlu mengirim ribuan lagi prajurit dan pelatih pasukan keamanan Afganistan guna mengalahkan pejuang perlawanan.
"Kita dapat pergi ke sana. Kita dapat menyelesaikan tugas, yang dibebankan pada kita. Namun, kita memerlukan sumber daya menyamai untuk siasat tersebut," katanya.
Mullen menyatakan panglima tinggi tentara Amerika Serikat dan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afganistan, Jenderal Stanley McChrystal, diperkirakan mengajukan permintaan resmi akan tentara tambahan dalam beberapa pekan ke depan, tapi ia tidak tahu jumlahnya.
Laksamana tersebut mengatakan mendukung seruan penambahan pelatihan bagi pasukan keamanan Afganistan, tapi menekankan bahwa itu takkan cukup untuk menang dalam perang dan upaya semacam itu memerlukan 2.000-4.000 pelatih lagi pada puncaknya dari rata-rata 6.000-6.500 orang di lapangan saat ini.
Kesaksiannya kepada badan tersebut disampaikan setelah jajak pendapat baru memberi bukti bahwa masyarakat Amerika Serikat kian berpaling dari perang tak disukai selama delapan tahun tersebut.
Jajak pendapat Penelitian Pendapat CNN menunjukkan tingkat tentangan pada kemelut delapan tahun itu, dengan 58 persen petanggap mengatakan menentang perang itu, sementara 39 persen mendukung.
Jajak pendapat itu melibatkan 1.012 orang Amerika Serikat pada 11-13 September dan mempunyai tingkat kesalahan tiga persen.
Jajak pendapat sebelumnya CNN, yang disiarkan pada dua pekan lalu menunjukkan 57 persen dari orang Amerika Serikat menentang perang di Afganistan.
Pada Juli, 54 persen dari yang ditanya mengatakan menentang perang itu, sudah dengan tajam naik dari 46 persen pada April.
Pada dua tahun lalu, warga Amerika Serikat lebih merata terbagi mengenai perang itu, dengan 50 persen mendukung dan 48 persen menentang, kata jajak pendapat jaringan berita CNN.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009