Garut (ANTARA News) - Hujan mengguyur lokasi pengusian korban gempa di wilayah selatan Garut, Jawa Barat, Rabu malam sehingga camat setempat meminta pengungsi berlindung ke rumah yang layak huni atau ke tempat saudaranya.

Camat Cisompet U. Haerudin saat dihubungi Rabu malam mengaku terpaksa mengarahkan 803 kepala keluarga (KK) atau 3.237 jiwa pengungsi untuk belindung di rumah layak huni.

Namun masih banyak di antara mereka yang bersikeras bertahan di dalam tenda, meski cuaca sangat mendung disertai hujan terus berlangsung sejak pukul 14.00 WIB, sehingga seluruh aparatnya disiagakan penuh, katanya.

Sementara itu Camat Pameungpeuk Jujun Juhana juga mengemukakan wilayahnya masih diguyur hujan, dan pihaknya melakukan peningakatan kewaspadaan terhadap perkembangan cuaca, yang kerap mengkhawatirkan itu, "mohon doakan saja tak terjadi apa-apa," ungkapnya lirih kepada ANTARA.

Sedangkan camat Cibalong H. Dik Dik. AR mengatakan, seluruh pengungsi berada di dalam tendanya masing-masing karena hujan cukup lebat, dan di luar suasananya sangat gelap serta dingin disertai tiupan angin kencang dari pesisir pantai samudera Hindia.

Jumlah tenda tersedia masih mencukupi, sehingga diharapkan tak terjadi peristiwa apapun terkait kondisi cuaca yang sangat mendung, katanya.

Dari kecamatan Cikelet dilaporkan camat Ripan Mulyadi, hujan masih berlangsung sejak siang namun pihaknya masih bisa mengendalikan situasi, sehingga diharapkan para pengungsi bisa tetap bertahan hingga keesokan harinya.

Bahkan banyak diantara mereka yang berdekatan dengan pemukiman penduduk maupun rumahnya masing-masing, meski masih belum pulih akibat terjangan gempa, ujarnya.

Dihubungi terpisah Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) kabupaten Hj. Elka Nurhakimah mengemukakan, masih terdapat cukup persediaan tenda di Posko-nya namun diharapkan kondisi cuaca ini tak terjadi apapun.

Kepala Dinas Kesehatan dr Hendy Budiman menyatakan, seluruh personil tim kesehatan terus menyebar ke setiap lokasi pengungsian dengan persediaan obat-obatan yang masih memadai, katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009