"Besaran angka penambahan kasus baru pada beberapa provinsi cenderung tinggi, yaitu di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara," kata Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Kamis.
Dengan penambahan tersebut, maka jumlah kasus positif secara kumulatif menjadi 35.295 orang dan yang sembuh menjadi 12.636 orang.
Baca juga: 13 staf klinis QIM Batang dinyatakan sembuh dari COVID-19
Yurianto mengatakan Jawa Timur melaporkan 297 kasus positif baru dengan 112 orang sembuh, sementara Sulawesi Selatan melaporkan 141 kasus baru tanpa ada laporan sembuh, DKI Jakarta melaporkan 128 kasus baru dengan 144 orang sembuh, Kalimantan Selatan melaporkan 69 kasus baru dengan 36 orang sembuh, dan Sumatera Utara 45 kasus baru dengan 12 orang sembuh.
Provinsi dengan laporan kesembuhan tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan. Sumatera Selatan melaporkan 55 orang sembuh dengan 42 kasus baru dan Nusa Tenggara Barat melaporkan 44 orang sembuh dengan 11 kasus baru.
Sementara itu, terdapat 18 provinsi yang melaporkan penambahan kasus positif di bawah 10, dan sembilan provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru.
Provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru adalah Aceh, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Riau, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Ari Lasso bantu 10 ribu masker merah putih di Surabaya
"Kasus meninggal dunia bertambah 41 kasus sehingga total menjadi 2.000 kasus," jelas Yurianto.
Penambahan spesimen yang sudah diperiksa dan terverifikasi pada Kamis hingga pukul 12.00 WIB adalah 16.702 spesimen sehingga total spesimen yang sudah diperiksa baik melalui tes cepat molekuler maupun PCR adalah 463.620 spesimen.
"Orang dalam pemantauan yang masih dipantau sebanyak 43.414 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan yang masih diawasi sebanyak 14.052 orang," tutur Yurianto.
Yurianto mengatakan data tersebut merupakan gambaran bahwa penularan masih terjadi di tengah masyarakat sehingga adaptasi kebiasaan baru harus diterapkan.
"Kita harus yakini bahwa upaya kita untuk aman dengan menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan adalah yang terbaik," katanya.
Baca juga: Kampus wajib terapkan protokol kesehatan ketat di masa normal baru
Baca juga: Kemenag akan evaluasi pelaksanaan Shalat Jumat selama pandemi COVID-19
Baca juga: RSD Wisma Atlet catat 2.733 pasien sembuh
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020