Garut (ANTARA News) - Idin (70), korban gempa bumi yang rumahnya rusak sedang, Rabu tewas karena terjatuh dari atap rumah saat membenahi genting rumahnya di kampung Tarik Kolot, Cikelet Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pria yang beristrikan Nining (65), meski selama ini tak melakukan pengungsian namun kondisi genting rumahnya banyak berhamburan terguncang gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter, sehingga ketika diguyur hujan bocor, ungkap saksi mata Ridwan dan tetangga terdekatnya Nenek Ipah (70).
Kemudian ketika hujan mulai reda pukul 12.30 WIB, korban berupaya menaiki atap rumahnya untuk melakukan perbaikan, selanjutnya tergelincir jatuh mengakibatkan bagian belakang kepalanya terbentur batu besar.
Sempat dilakukan pertolongan maksimal di Puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) kecamatan Pameungpeuk, yang langsung ditangani dokter serta para perawat setempat.
Mereka menyarankan agar pihak keluarga segera merujuk korban ke RSU kabupaten, atau langsung ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, karena luka yang diderita korban sangat parah.
Tapi pihak keluarga menyatakan pasrah dan tetap bertahan, agar korban ditangani di Puskesmas itu, yang tak lama kemudian korban meninggal dunia.
Camat Cikelet Ripan Mulyadi saat dihubungi masih dalam perjalanan menuju rumah duka, untuk melayat sekaligus membantu keluarga korban dalam proses pemakamannya.
Sementara itu Kepala Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) kabupaten Hj. Elka Nurhakimah secara terpisah mengemukakan, meski korban tewas tersebut peristiwanya tak langsung saat gempa bumi terjadi, namun akan diupayakan bisa mendapatkan santunan.
Sedangkan cukup lebatnya hujan turun, juga sempat mengakibatkan para pengungsi panik sehingga tenda plastik yang semula banyak dijadikan alas tidur, mereka gunakan untuk melindungi dan membungkus barang diluar tenda pengungsian.
Cuaca mendung hingga masih pula berlangsung di kecamatan Pameungpeuk dan Cisompet, sehingga banyak pengungsi yang sibuk mengemasi barang mereka untuk dilindungi jika sewaktu-waktu turun hujan, sebagaimana diungkapkan camat Cisompet U. Haerudin.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009