"Saya menganggap ancaman dari kurangnya pemerintahan yang seimbang dengan ancaman dari Taliban," kata Laksamana Michael Muller, Kepala Staf Gabungan, kepada Komite Angkatan Bersenjata di Senat, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Kurangnya keabsahan dalam pemerintah di segala tingkat" telah menjadi faktor penting bagi kembalinya Taliban, setelah pasukan pimpinan AS menggulingkan mereka dari kekuasaan setelah serangan 11 September 2001, katanya.
Mullen juga mengatakan kepada Kongres AS, yang terpecah, Washington dan sekutu NATO-nya tampaknya akan perlu mengirim ribuan lagi prajurit dan pelatih pasukan keamanan Afghanistan guna mengalahkan milisi perlawanan.
"Kita dapat pergi ke sana. Kita dapat menyelesaikan misi yang telah ditugaskan pada kita. Namun kita akan memerlukan sumber daya yang menyamai strategi tersebut," katanya.
Mullen menyatakan komandan militer tinggi AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal, tampaknya akan mengajukan permintaan resmi bagi tentara tambahan dalam beberapa pekan ke depan tapi ia tidak tahu berapa banyak.
Laksamana tersebut mengatakan ia mendukung seruan bagi penambahan pelatihan pasukan keamanan Afghanistan, tapi menekankan bahwa itu takkan cukup untuk menang dalam konflik dan upaya semacam itu memerlukan sebanyak 2.000-4.000 pelatih lagi pada puncaknya rata-rata 6.000-6.500 personil di lapangan saat ini.
Ketika ditanya berapa banyak yang mesti disediakan oleh sekutu Washington di NATO, Muller menjawab, "Sebanyak mungkin."
Kesaksiannya kepada panel tersebut disampaikan setelah jajak pendapat baru memberi bukti baru bahwa masyarakat AS kian berpaling dari konflik tak populer selama delapan tahun tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009