Jadi di setiap destinasi saat ini sudah ada tandon air cuci tangan, pengukur suhu tubuh, kemudian ada petugas bersiaga yang mewajibkan pengunjung untuk cuci tangan, memakai masker, dan melakukan pendaftaran.

Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wayan Darmawa mengatakan semua destinasi wisata di NTT sudah dilengkapi dengan fasilitas kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 menyambut masa normal baru.

"Di semua destinasi wisata di NTT baik yang dikelola desa, pemerintah provinsi, maupun pusat saat ini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung untuk pencegahan COVID-19," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan kesiapan destinasi wisata di NTT dalam rangka menyambut masa normal baru yang akan dimulai pada 15 Juni.

Baca juga: Kemenparekraf: Pengusaha harus antisipasi perubahan besar minat wisata

Wayan Darmawa menjelaskan, aspek protokol kesehatan di setiap destinasi wisata juga menjadi perhatian utama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di daerah dan Disparekraf provinsi tinggal melengkapi.

"Jadi di setiap destinasi saat ini sudah ada tandon air cuci tangan, pengukur suhu tubuh, kemudian ada petugas bersiaga yang mewajibkan pengunjung untuk cuci tangan, memakai masker, dan melakukan pendaftaran," katanya.

"Atas kesiapan ini lah, Bapak Gubernur (Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, red) mulai membuka semua destinasi wisata untuk dikunjungi mulai 15 Juni mendatang," katanya.

Baca juga: Dubes RI di Dili: Destinasi wisata Pulau Timor perlu diperbanyak

Wayan Darmawa mengatakan, Disparekraf NTT yang juga mengelola destinasi wisata telah melakukan uji coba pembukaan destinasi pada 5 Juni lalu. Dengan kesiapan saat ini, lanjut dia, maka pihaknya memastikan bahwa NTT sudah siap menerima kembali kunjungan wisatawan.

Ia menjelaskan, pihaknya juga melakukan analisa bahwa pada saat pemberlakuan normal baru, memang tidak serta merta langsung ada kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Hal ini karena persoalan transportasi udara sehingga pihaknya membagi tiga fase kunjungan wisatawan yakni pada bulan pertama sebagai masa pembelajaran penerapan protokol kesehatan dengan dominan kunjungan wisatawan lokal, katanya.

Baca juga: Pengelola Taman Wisata Borobudur simulasi penerapan normal baru

Fase kedua pada bulan berikutnya, lanjut dia, diharapkan penerbangan sudah kembali normal sehingga mulai ada kunjungan Nusantara. "Pada saat ini destinasi wisata tentu sudah lebih siap, termasuk perhotelan, dan industri pariwisata lainnya," katanya.

Selanjutnya pada fase terakhir di bulan ketiga diharapkan kunjungan wisatawan sudah mulai normal dan protokol kesehatan bukan lagi hal baru karena sudah menjadi bagian tatatan baru dalam dunia pariwisata, ujar Wayan Darmawa.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020