Paris (ANTARA News) - Badai yang terjadi di Saturnus pada Januari telah menjadi badai petir yang paling lama diamati di dalam Galaksi Bimasakti, demikian laporan beberapa ahli astronomi seperti dikutip AFP.
Badai tersebut terjadi di "Storm Alley", wilayah yang berada 35 derajat di sebelah selatan garis tengah raksasa, kata beberapa peneliti di "European Planetary Science Congress" di Potsdam, dekat Berlin. Badai di sana dapat sebesar 3.000 kilometer.
Peristiwa yang sangat kuat itu terlihat oleh satelit penyelidik antariksa AS, Cassini, yang menggunakan satu alat yang dapat mendeteksi gelombang radio yang dipancarkan oleh petir.
"Alasan mengapa kami melihat petir di lokasi yang aneh ini masih belum jelas," kata Georg Fischer dari Australian Academy of Sciences dalam satu taklimat.
"Mungkin saja garis lintang ini adalah salah satu dari sedikit tempat di atmosfir Saturnus yang memungkinkan konveksi veritikal uap air yang sangat besar, yang diperlukan bagi terbentuknya badai petir," katanya.
Akan tetapi kemungkinan lain bagi lokasi dari arah tenggara "Storm Alley" ialah karena musiman, kata Fischer.
Pada 1980 dan 1981, pesawat antariksa Voyager terbang di dekat Saturnus dan mengamati badai petir di dekat khatulistiwa planet itu.
Mungkin saja badai yang sangat kuat tersebut sekarang akan bergeser ke garis lintang khatulistiwa, sementara Saturnus melanjutkan gerakannya mengelilingan Matahari. Satu "tahun" di Saturnus sama dengan lebih dari 29 tahun di Bumi.
Catatan lain yang sangat besar bagi badai petir Galaksi Bimasakti adalah satu peristiwa yang berlangsung tujuh setengah bulan, mulai dari November 2007 sampai Juli 2008, yang juga dilihat oleh Cassini.
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009