Antrean kendaraan mulai terjadi menjelang KM 19 hingga melewati batas wilayah Cibitung. Kendaraan yang masuk melalui pintu tol Cibitung menambah kepadatan arus menuju Cikampek. Akibatnya, jalan tol macet selama dua jam.
Daeng (45), pemudik asal Cililitan, Jakarta Timur, mengira mudik lebih awal akan terhindar dari kemacetan lalulintas di tol, namun perkiraan itu salah.
"Saya kira mudik lebih awal itu tidak akan terkena macet, ternyata sudah 1,5 jam saya terjebak di sini. Arusnya merayap, kecepatan kendaraan saya paling cepat cuma 20 km/jam. Saya berharap pihak jalan tol dapat mengantisipasi kejadian ini," katanya.
Senada dengan Daeng, pemudik Septiaji (28), asal Banten, yang setiap tahunnya mudik ke Yogya, memastikan untuk berangkat lebih awal.
Namun akibat kondisi tersebut, ia dan keluarganya yang berangkat pada Selasa (15/9) sore, hanya bisa terdiam di dalam kendaraan miliknya yang berjenis Suzuki APV.
"Saya itu berangkat dari Banten sebelum Maghrib berharap sampai Yogya Rabu (16/9) subuh. Berangkat lebih awal saya pikir akan terhindar macet, tetapi malah terjebak di tol Bekasi. Saya sudah 45 menit di sini," tutur karyawan swasta tersebut.
Mereka berharap, pihak PT Jasamarga maupun instansi terkait yang terlibat dalam arus mudik tahun ini bisa memaksimalkan program antisipasi kemacetan.
Sementara itu, poskotis mudik di Rest Area KM19 Tambun, yang disiapkan Polresmetro Bekasi Kabupaten nampak sudah siap melayani pemudik. Empat unit truk derek, kendaraan operasional kesehatan, serta mobil pemadam kebakaran milik PT Jasamarga sudah disiapkan di lokasi. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009