Yang jelas kita tidak mengenal yang namanya PDP itu dipulangkan

Pekanbaru (ANTARA) - Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Provinsi Riau pada 10 Juni 2020 mrnjadi yang paling tinggi di Indonesia, yakni mencapai 89,17 persen.

Berdasarkan data Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau yang diterima ANTARA di Pekanbaru, Kamis, tingkat kesembuhan Riau paling tinggi dari 34 provinsi yang terkonfirmasi terjadi kasus positif COVID-19 di Indonesia. Daerah peringkat kedua yang memiliki tingkat kesembuhan tertinggi, yakni Provinsi Aceh.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliana Nazir mengatakan hingga Kamis pagi ini jumlah kasus positif COVID-19 total ada 120 kasus. Pada Rabu (10/6) lalu tidak ada penambahan kasus positif yang baru.

Baca juga: Meski zona kuning, warga Pekanbaru harus disiplin ikuti protokol

Baca juga: Gubernur: APBD Riau 2021 turun terdampak COVID-19

“Total positif 120 kasus dengan rincian tujuh dirawat, 107 sehat dan sudah dipulangkan, dan enam meninggal dunia,” katanya.

Jumlah pasien dalam pemantauan (PDP) yang masih dirawat berjumlah 49 orang. PDP yang sudah dinyatakan negatif COVID-19 dan dipulangkan berjumlah 1.328 orang, sedangkan yang meninggal dunia berjumlah 164 orang. Total PDP berjumlah 1.541 orang.

Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dalam pemantauan dan harus melakukan karantina mandiri berjumlah 3.771 orang. ODP sudah selesai pemantauan berjumlah 68.269 orang.

Juru Bicara COVID-19, dr Indra Yovi Sp.P(K) sempat menjelaskan Riau menggunakan penanganan berbeda dalam kasus COVID-19. Jika dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang kini masih zona merah, penanganan Riau jauh lebih baik.

Di Provinsi Riau dengan segala resikonya, semua PDP dan positif COVID-19 dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19, baik pasien itu bergejala berat, ringan hingga tidak bergejala. Tujuannya agar tidak menyebarkan virus kepada orang lain dengan memutus mata rantai penularannya.

Karena itu, di Riau jumlah RS rujukan penyakit baru ini ada 44, tersebar di hampir semua kabupaten dan kota.

“Yang jelas kita tidak mengenal yang namanya PDP itu dipulangkan, sebelum di rawat sampai keluar hasil negatifnya. Setiap PDP tidak di rawat di rumah tapi di rumah sakit, bukan dipulangkan ke rumah dan dirawat di rumah, ini sangat berbahaya penularannya,” katanya.

Baca juga: Pasien COVID-19 Riau sembuh tambah jadi 107, termasuk pejabat Natuna

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020