New York,(ANTARA News) - Juan Martin del Potro dari Argentina mengatasi kegugupan di awal dan bangkit untuk mengalahkan lima kali juara Roger Federer 3-6 7-6 4-6 7-6 6-2 dan menjuarai AS Terbuka secara mengejutkan, Senin (Selasa pagi WIB).

Petenis Argentina berusia 20 tahun, yang tetap bertahan dengan memenangi dua tiebreak itu, mendapat kepercayaan diri saat ia melewati grand slam pertama kali dalam karirnya dan meraih kemenangan, mematahkan servis Federer pada game terakhir untuk menyudahi perjuangan selama empat jam, enam menit.

Del Potro yang bertinggi badan 1,98m terlentang dan menutup matanya yang berlinangan air mata dengan kedua tangan setelah petenis Swiss berusia 28 tahun melakukan pukulan "backhand" yang terlalu panjang yang memberi poin bagi petenis Argentina itu.

"Saya punya dua mimpi pekan ini," kata unggulan keenam Del Potro, sebagaimana dikutip dari Reuters.

saat penyerahan trofi.

"Satu adalah memenangi AS Terbuka dan yang lainnya adalah menjadi seperti Roger. Satu sudah berhasil, tetapi saya harus banyak peningkatan untuk seperti Anda," katanya, memandang Federer, pemenang rekor 15 gelar turnamen grand slam.

"Anda berjuang hingga poin terakhir. Anda adalah juara besar."

Del Potro memenuhi janjinya sebagai pemain berbakat menjanjikan, mengakhiri 40 kemenangan beruntun Federer pada AS Terbuka dan

menghindarkan peringkat satu dunia itu dari menyamai rekor petenis Amerika Bill Tilden yang mencetak enam gelar AS Terbuka berturut-turut pada 1920-an.

Federer, yang kurang dua poin untuk memimpin dua set, tidak sedang dalam ketepatan terbaiknya.

Ia hanya berhasil mendaratkan setengah dari servis pertamanya, melakukan 11 "double fault" dan tidak seperti biasanya melakukan 62 kesalahan sendiri, termasuk sering gagal memukul.

"Saya memulai dengan awal yang bagus dan mendapat banyak peluang untuk membuat sesuatu yang berbeda," kata Federer, yang hanya menghasilkan lima dari 22 "break point", kepada wartawan. "Ia bertahan dan memberi kesempatan pada dirinya, dan pada akhirnya ia lebih baik."

Del Potro menjadi petenis Argentina kedua yang memenangi mahkota putra AS Terbuka, bergabung dengan rekan senegaranya Guillermo Vilas, yang menang di lapangan tanah liat pada 1977, dan menghadiri final di Arthur Ashe Stadium.

Gugup

Petenis Argentina itu tidak pernah mengalahkan Federer dalam enam pertemuan sebelumnya, kalah dari petenis Swiss itu pada semifinal Prancis Terbuka setelah memimpin 2-1.

Del Potro berjuang pada set pertama.

"Pada awal pertandingan, saya sangat gugup. Saya tidak bisa tidur tadi malam," katanya. "Roger mengawali dengan sangat baik. Saya kalah, servis saya sangat meleset dan itu senjata penting dalam permainan saya.

"Kemudian saya mulai yakin dengan permainan saya dan itu berubah."

Federer, yang hanya memenangi servis "break" pada set pembuka pada game kedua melalui "forehand winner", diluncurkan setelah sprint kencang kearah sisi "backhand"-nya, melakukan servis untuk menutup set kedua saat kedudukan 5-4, 30-0 ketika Del Potro menyusulnya.

Del Potro langsung mendapat break point yang diperoleh melalui "forehand winner" yang dinyatakan masuk setelah petenis Argentina itu meminta tayangan ulang, yang pertama dari beberapa keputusan yang tampaknya melukai Federer.

Set tersebut berlangsung hingga "tiebreak", yang dimenangi Del Potro 7-5, namun pertandingan kembali berpihak kepada Federer pada set ketiga setelah Federer memprotes wasit atas keputusan yang dibuat.

Marah karena Del Potro diperbolehkan meminta tayangan ulang saat

"game point" pada game kesembilan ketika Federer akan duduk sebelum pertukaran sisi lapangan dan memimpin 5-4, petenis Swiss itu marah ketika protes kepada wasit bahwa permintaan itu tidak dilakukan pada waktunya.

Del Potro kalah pada game berikutnya, melakukan "double-fault" pada dua poin terakhir dan meletakkan tangannya ke wajahnya yang putus asa.

Sangat ingin bertahan dalam pertandingan itu, Del Potro menunjukkan semangat juangnya pada set keempat, terus menekan setelah saling mematahkan servis.

Ia menahan servisnya tanpa balas untuk memaksakan "tiebreak" dan memenangi tiga poin pertama pada set penentuan untuk memimpin.

Petenis Argentina jangkung itu terus memimpin, memenangi tiebreak 7-4 setelah dua kesalahan "forehand" dari Federer.

Disangsikan kebugaran dan staminanya telah membuat Del Potro tabah di masa lalu, tetapi pada set kelima, ia mendominasi.

Del Potro mematahkan servis juara Prancis Terbuka dan Wimbledon it pada game kedua dan mendapat keuntungan (advantage) dengan mematahkan kembali servis petenis Swiss itu pada game terakhir.

Catatan akhir menunjukkan Del Potro menghasilkan 37 winner melalui forehand kerasnya.

Federer, yang kekalahan terakhir di Flushing Meadows terjadi saat melawan petenis Argentina David Nalbandian pada putaran kedua turnamen 2003, berusaha melihat sisi terang musim ini termasuk kemenangan pertamanya pada lapangan tanah liat di Roland Garros.

"Anda tidak bisa memiliki semuanya," katanya. "Saya menjalani musim panas yang luar biasa dan hidup yang hebat."(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009