Cirebon (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daop III Cirebon berkoordinasi dengan jajaran Brimob Polda Jabar, Senin mulai merazia para penumpang kereta api kelas ekonomi jurusan Jawa Tengah yang berada di atas gerbong.
Kepala Daop III Cirebon, Purnomo Radiq mengatakan razia tersebut merupakan upaya PT KAI memberikan pelayanan jaminan keamanan dan keselamatan bagi penumpangnya.
"Razia kami mulai hari ini karena diperkirakan volume penumpang mulai mengalami peningkatan. Razia akan kami gelar secara kontinyu terhadap semua rangkaian kereta api yang tiba di Cirebon hingga saat arus balik mudik usai," ujar Radiq di Stasiun KA Parujakan, Kota Cirebon.
Menurut Radiq, razia tersebut merupakan upaya pihak PT KAI mengantisipasi kemungkinan kecelakaan dialami oleh penumpang KA yang berada di atap gerbong akibat terbentur terowongan atau tersangkut kabel listrik yang melintang di sepanjang jalur rel.
Dalam razia tersebut, lanjut Radiq, pihak PT KAI dibantu oleh sepuluh orang anggota dari satuan Brimob Detasemen C Polda Jabar mencari penumpang yang duduk di tempat yang berbahaya tersebut.
Berdasarkan pantauan, para petugas melakukan pencarian terhadap penumpang yang duduk di atap gerbong dan muka gerbong masinis serta tempat-tempat tersembunyi dari kereta yang dianggap berbahaya dan kerap menjadi tempat duduk para penumpang. Namun karena volume penumpang hari ini belum terlalu padat, petugas tidak menemukan penumpang yang duduk di tempat tersebut.
Bahkan untuk memastikan para penumpang tidak duduk di atap dan muka gerbong masinis, sesaat sebelum kereta melanjutkan perjalanan, melalui pengeras suara petugas PT KAI mengingatkan pada para penumpang untuk masuk ke dalam gerbong.
Namun Radiq memperkirakan pada H-3 lebaran akan terjadi lonjakan jumlah penumpang sehingga kemungkinan akan ada penumpang yang duduk di atap dan muka gerbong masinis. Menyikapi hal ini, Radiq menyatakan pihaknya beserta petugas Brimob akan memaksa para penumpang untuk turun dan masuk ke dalam gerbong apapun resikonya.
"Kami akan memasukkan seluruh penumpang yang duduk di atap untuk masuk ke dalam gerbong. Masuk atau tidak pokoknya semuanya harus masuk," tegas Radiq.
Sementara itu, saat disinggung mengenai kerawanan tindak kriminal di dalam gerbong akibat padatnya penumpang, Radiq menyatakan pihaknya hanya bisa mengingatkan para penumpang untuk waspada. Caranya dengan menginformasikannya memalui pengeras suara.
"Kami tidak letih-letihnya mengingatkan kepada para penumpang melalui pengeras suara untuk waspada terhadap orang-orang yang tidak di kenal apalagi sampai memberikan makanan atau minuman serta mengimbau untuk tidak memakai barang-barang berharga yang mencolok dan mengundang tindak kejahatan," ujar Radiq.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009