Jakarta (ANTARA) - Survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa 98 persen sekolah menengah kejuruan (SMK) menerapkan metode pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bakhrunujar dalam webinar di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa kondisi pandemi memaksa lembaga pendidikan menyelenggarakan mayoritas kegiatan belajar mengajar lewat daring.

Dalam pendidikan kejuruan, ia menjelaskan, kegiatan belajar lewat praktik dalam beberapa bidang kompetensi seperti animasi dan program perangkat lunak masih bisa dilaksanakan dari jarak jauh.

Para guru, ia melanjutkan, bisa meminta siswa mengerjakan tugas praktik di rumah dan mengirimkan video proses pengerjaan serta hasilnya via daring.

"Untuk SMK Tata Busana, jika ada mesin jahit mereka bisa praktik di rumahnya sendiri," katanya.

"Begitu juga alat berat, juga dikembangkan seperti itu. Tapi tidak seluruhnya bisa secara daring," ia menambahkan.

Bakhrun menjelaskan bahwa kementerian saat ini masih membahas pengembangan kurikulum SMK, termasuk penyesuaian kurikulum dengan industri kebutuhan industri untuk memudahkan lulusan SMK beradaptasi dengan dunia kerja.

"Fleksibilitas kurikulum yang nantinya akan dikembangkan," kata dia.

Baca juga:
Kemdikbud: UNBK SMK berjalan lancar dengan terapkan protokol kesehatan

Indonesia adopsi standar kompetensi kejuruan Jerman

Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020