New normal ini menuntut ide-ide baru, produk baru, solusi baru dan perilaku baru. Jadi kalau kawan-kawan (BUMN) masuk ke 'new normal' dengan produk yang lama, ide lama dan solusi lama, itu bukan 'new normal'.

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Badan Usaha Milik Negara Alex Denni menilai transisi menuju tatanan normal baru menuntut perusahaan-perusahaan negara atau BUMN untuk lebih kreatif dan inovatif.

Menurut dia, dengan kondisi di mana masyarakat terbagi menjadi dua, yakni disiplin mengikuti protokol kesehatan dan abai terhadap protokol, membuat BUMN dituntut untuk harus lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan solusi baru.

"New normal ini menuntut ide-ide baru, produk baru, solusi baru dan perilaku baru. Jadi kalau kawan-kawan (BUMN) masuk ke 'new normal' dengan produk yang lama, ide lama dan solusi lama, itu bukan 'new normal'," kata Alex Denni dalam Webinar yang diselenggarakan Forum Human Capital Indonesia di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Ekonom nilai dana talangan ke BUMN dorong aktivitas bisnis

Alex menjelaskan bahwa BUMN dituntut untuk dapat bereksperimen dalam mewujudkan kreasi dan inovasi dalam kondisi normal baru tersebut.

Namun demikian, tentu memerlukan izin dari pengambil keputusan untuk bisa menciptakan produk, ide dan solusi baru agar perusahaan tetap memiliki performa kinerja yang positif di tengah pandemi.

"Keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru, melakukan kesalahan dengan risiko yang dapat dimitigasi, serta memperbaiki kesalahan itu dengan segera, itu sebenarnya tuntutan di 'new normal," kata Alex.

Baca juga: Erick Thohir pangkas jumlah BUMN dari 142 jadi 107 perusahaan

Ia mencontohkan salah satu BUMN yang dinilai berhasil dalam menciptakan produk baru di tengah pandemi, yakni Pegadaian. Pada April lalu, Pegadaian menggalang dana melalui konser bersama pelantun campursari, Didi Kempot.

Besaran donasi dalam acara tersebut dihitung berdasarkan jumlah penonton dan subscribers yang menyaksikan acara konser amal tersebut. Konser amal secara virtual itu berhasil menarik perhatian penonton dengan jumlah total viewers sebanyak 151.000.

Baca juga: Pegadaian catatkan kinerja positif di tengah pandemi COVID-19

Selain mengenalkan tentang Pegadaian ke masyarakat, acara tersebut juga nyatanya berhasil menambah jumlah nasabah Pegadaian karena pemasaran yang terbilang cukup efektif untuk menjangkau milenial. Saat ini, jumlah nasabah Pegadaian mencapai 14,9 juta orang, atau bertambah 170.000 dari bulan April 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto menjelaskan konser tersebut menarik banyak penonton karena mereka tidak perlu membayar. Pegadaian justru menyumbangkan dana untuk penanganan COVID-19 berdasarkan jumlah penonton dan subscribers.

"Program kami ditonton dengan jumlah viewers sebanyak 151.000 dan subscriber bertambah dari 1.000 menjadi 23.000. Kami melakukan marketing yang lebih efisien dan murah," kata Kuswiyoto.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020