Palu (ANTARA News) - Setelah bekerja keras melakukan penyelidikan selama hampir sebulan, jajaran Reskrim Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) akhirnya berhasil menangkap dua orang yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan terhadap Bripda Ludwig Kristiansen, anggota Intelkam Polda setempat.
Sebuah sumber di Mapolda Sulteng kepada ANTARA, Senin, mengatakan kedua oknum yang ditangkap itu masing-masing berinisial AR dan IR, keduanya warga Desa Sidera, Kabupaten Sigi.
"Mereka diamankan setelah polisi menemukan bukti-bukti kuat mengenai keterlibatan keduanya," kata sumber, tanpa menyebutkan waktu penangkapan mereka.
Sumber yang minta namanya dirahasiakan itu mengatakan, awalnya, kedua orang yang dicurigai ini pernah menjalani pemeriksaan secara intensif di Mapolda Sulteng.
Namun, ketika itu keduanya membantah keras terlibat dalam kasus pembunuhan Bripda Ludwig pada 18 Agustus 2009 lalu.
Belakangan, lanjut sumber, setelah polisi menemukan bukti baru, baik berupa keterangan saksi maupun tes DNA pada barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), AR dan IR akhirnya tidak bisa mengelak.
"Ya, mereka tidak bisa mengelak lagi, sebab kami menemukan bukti kuat terkait keterlibatan keduanya," kata sumber menerangkan.
Penyidik Reskrim Polda Sulteng sebelumnya sempat menemukan beberapa helai rambut di sekitar TKP, lalu mengirimkan ke Laboratorium Forensik Mabes Polri di Jakarta untuk dilakukan tes DNA.
Sumber menambahkan, menurut rencana jajaran Reskrim Polda Sulteng akan menggelar rekonstruksi pembunuhan atas korban Ludwig pada Rabu (16/9), namun lokasi dan jamnya belum diketahui.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Irfaizal Nasution, mengaku belum mengetahui informasi penangkapan kedua oknum yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan terhadap Bripda Ludwig.
"Wah, saya belum dapat informasinya. Nanti saya tanya Reskrim dulu," kata juru bicara Polda Sulteng ini.
Bripda Lutwig ditemukan tewas oleh warga di depan kantor Balai Benih Sidera, Kecamatan Sigi-Biromaru, Kabupaten Sigi, pada pertengahan Agustus lalu (18/8).
Menurut Ny. Nelsi (54), ibu kandung korban, yang diwawancarai wartawan saat polisi menggelar olah TKP ketika itu, pada Senin malam (17/8) sekitar pukul 21.00 Wita, atau beberapa saat sebelum ditemukan tewas, Lutwig sempat berkunjung ke rumah pacarnya bernama Erin yang tinggal di Desa Lolu, Kecamatan Sigi-Biromaru.
Sekitar pukul 01.00 Wita (Selasa dini hari), Lutwig bersama Erin berboncengan menggunakan sepeda motor menuju arah Desa Sidera, masih di kecamatan yang sama.
Menurut Erin, penganiayaan terjadi saat ia dan Lutwig sedang duduk santai berduaan di depan Kantor Balai Benih Sidera.
"Tiba-tiba saja Lutwig dipukul dari arah belakang oleh seseorang dengan menggunakan benda keras, dan kemudian terjatuh dan tak sadarkan diri," kata dia, namun Erin dan mengaku tidak bisa mengenal secara jelas sosok pelaku pemukulan tersebut, karena suasana di tempat kejadian perkara ketika itu sangat gelap.
Erin menambahkan, seusai melakukan aksinya, pelaku kemudian melarikan diri, namun sempat mengambil telepon genggam milik korban.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009