Harusnya orang tua oke dulu, artinya bisa mengendalikan diri atas apa yang sedang dialaminya
Jakarta (ANTARA) - Psikolog Universitas Indonesia (UI) Dr Rose Mini Agoes Salim menyarankan setiap orang tua agar bisa mengendalikan diri terlebih dahulu sebelum memulai mendidik dan mengajar anak selama proses belajar mengajar dari rumah berlangsung.
"Harusnya orang tua oke dulu. Artinya bisa mengendalikan diri atas apa yang sedang dialaminya," kata Rose di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Psikolog minta orang tua tidak tularkan kecemasan pada anak
Apabila hal tersebut bisa diterapkan oleh setiap orang tua maka tidak akan terlalu banyak membawa dampak kepada anak saat belajar di rumah.
Ia menilai banyaknya pengaduan atau informasi terkait anak mengalami perlakuan tidak baik bahkan kekerasan selama pembelajaran jarak jauh semata-mata bukan karena muncul dari orang tua itu sendiri melainkan ada faktor penyebab.
Baca juga: Psikolog: orang tua tak perlu memaksakan diri jadi guru
Salah satu faktor yang menyebabkan orang tua merasa kurang sabar dalam mendidik dan mengajar anak karena ikut terimbas pandemi COVID-19.
Akibatnya, ada orang tua yang dirumahkan dari perusahaan tempat ia bekerja hingga pemutusan hubungan kerja sehingga pemasukan berkurang. Hal itu berimbas langsung kepada pola asuh anak saat pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Psikolog: Pola asuh anak dimulai dari ibu yang bahagia
Imbas pola asuh tersebut bisa mengarah pada sikap, perkataan dan tindakan orang tua kepada anak saat mereka minta dibantu atau dibimbing terkait pelajaran atau tugas yang diberikan sekolah.
"Masalah sebenarnya bukan karena anak saja sampai orang tua melakukan kekerasan tetapi mereka mendapat imbas COVID-19," ujarnya.
Sementara itu, Dito salah seorang wali murid mengaku awal-awal pandemi COVID-19 cukup kesulitan menghadapi anak terutama saat proses belajar mengajar di rumah.
Baca juga: Psikolog: Ibu miliki peran penting bentuk generasi mendatang
"Bahkan, awalnya sebelum terbiasa dengan pola baru ini aku dan istri seringkali terbawa emosi terutama saat anak mogok belajar," kata dia.
Ia mengaku hal itu mungkin karena harus membiasakan diri membimbing anak belajar lebih intens dan dalam durasi waktu lebih lama. Selain itu, dalam waktu bersamaan juga membimbing anak mengerjakan tugas-tugas yang lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi.
Baca juga: Psikolog sebut pendidikan Indonesia bukan tanggung jawab pemerintah saja
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020