Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan bahwa kenaikan tarif dasar listrik (TDL) akan berdampak pada tingkat inflasi 2010.

"Saya kira kenaikan TDL pada tahun depan akan sangat mempengaruhi inflasi, namun dampaknya saya belum menghitungnya," kata Erwin di Jakarta, Senin.

Menurut dia, kenaikan TDL ini memang akan menjadikan beban bagi para pengusaha dan dunia industri, sehingga dampak kenaikan TDL ini akan direalisasikan pada harga sehingga akan berdampak pada laju inflasi mendatang.

Ketua HIPMI ini tidak mempermasalahkan kenaikan TDL yang sejak 2004 tidak mengalami perubahan, namun berharap usaha kecil dan menengah (UKM) mendapat prioritas, sehingga dapat melanjutkan usahanya.

"Untuk UKM saya berharap dapat tarif yang lebih rendah, sehingga bisa bersaing dan melanjutkan usahanya," katanya.

Walaupun tidak mempermasalahkan kenaikan TDL tahun depan, namun Erwin berharap Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperhatikan pasokan listrik.

"Saya harap setelah kenaikan TDL ini tidak ada lagi keluhan kekurangan pasokan sehingga para industri tidak akan terganggu pasokan listriknya," katanya.

Pada pemberitaan sebelumnya pemerintah akan mempertimbangkan kenaikan TDL pada tahun depan karena itu didasarkan penyesuaian fluktuasi harga minyak dan subsidi listrik yang turun.

Namun keputusan kenaikan dan penetapan besarannya tergantung pada kondisi masyarakat yang baru pulih dari dampak negatif krisis ekonomi global di 2009.

Kenaikan TDL ini juga mempertimbangkan kesehatan PLN, termasuk di dalamnya efisiensi PLN, sehingga tidak menjadi beban keuangan perusahaan milik negara tersebut.

Dalam laporan Panitia Kerja (Panja) asumsi dasar, pendapatan, defisit, dan pembiayaan dalam rangka pembicaraan tingkat I/ pembahasan RUU APBN 2010, subsidi listrik tahun depan ditetapkan Rp37,8 triliun, turun dari asumsi sebelumnya sebesar Rp40,43 triliun.

Margin yang diberikan sebesar 5 persen. Kemudian besaran Rp37,8 triliun tadi, terdiri dari subsidi tahun berjalan sebesar Rp35,3 triliun dan pengurangan alokasi carry over 2009 ke tahun berikutnya Rp2,5 triliun.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009