Mataram (ANTARA News) - Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB), segera mempatenkan teknologi pembuatan Gubal Gaharu Lombok hasil temuan salah seorang peneliti Unram, yakni almarhum Dr. Parman, mantan Dekan Fakultas Pertanian.
Dekan Fakultas Pertanian Unram Ir. Sudirman, P.Hd, di Mataram, Senin, mengatakan, teknologi pembuatan Gubal Gaharu Lombok hasil temuan almarhum Dr. Parman menjadi perhatian sejumlah negara di dunia diantaranya Malaysia dan Jerman. Dua negara tersebut sangat tertarik dengan teknologi gubal Gaharu hasil temuan penelitian Unram.
"Atas dasar itulah, dalam waktu dekat Unram akan segera mengurus hak paten teknologi Gubal Gaharu, terlebih adanya berbagai budaya serta hasil penemuan pakar Indonesia yang diklaim oleh Malaysia belakangan ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, Gubal Gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
Menurut dia, sebelum didaftarkan untuk hak paten, terlebih dahulu akan dilakukan penelitian secara mendalam tentang ciri khas serta kelebihan teknologi Gaharu Lombok ini.
Para peneliti dari sejumlah negara yang belajar Gaharu ke Unram mengakui kalau Gaharu Lombok terbaik dari Gaharu yang ada di daerah lain di Indonesia maupun di negara lain.
Beberapa negara seperti Malaysia dan Jerman belum termasuk sejumlah daerah di Indonesia, telah menyatakan diri tertarik untuk mempelajari teknologi Gubal Gaharu di Lombok.
Bahkan lembaga riset Jerman menjalin kerja sama dengan Unram untuk fokus pada penelitian serta pengembangan sehingga Gaharu Lombok memiliki ciri khas sehingga tidak diklaim oleh daerah atau pun negara lain.
Sudirman menjelaskan, kerja sama yang dijalin bersama Malaysia dalam pengembangan Gaharu hanya bersifat biasa. Jika pihak Malaysia menyimpang dari isi memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman yang telah disepakati, maka pihaknya akan mencabut dan berhenti kerja sama dengan Malaysia.
"Kita tidak memberikan apa-apa dengan Malaysia hanya kerja sama biasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.
Selain Jerman, Malaysia dan sejumlah negara lainnya, tambah Sudirman, beberapa daerah di Indonesia juga tertarik dengan pengembangan serta kualitas Gaharu Lombok, salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten Sorong Irian Jaya.
"Gaharu ini memiliki potensi yang besar dan pasarannya sangat mudah. Harga satu kilogram hasil panen Gaharu mulai Rp5 juta-Rp30 juta, tergantung kualitasnya. Hanya saja masa panennya cukup lama yakni sembilan tahun," ujarnya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009