Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Ribuan pohon alpukad di Desa Bonto Rannu dan Desa Bontolojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, terserang hama hingga mengalami kering batang sampai daun.

Camat Ulu Ere, Syamsuddin S, Minggu, mengatakan, serangan hama yang mematikan itu terjadi beberapa bulan belakangan sehingga sangat merugikan masyarakat. Selama ini, setiap pohon menghasilkan Rp300 ribu-an, ujarnya.

Pasarnyapun sudah jelas, selain dipasok ke toko buah dan supermarket di Makassar. Alpukad Bantaeng juga dikirim ke Kalimantan dalam jumlah besar. Namun, sejak hama menyerang, tanaman ini tinggal beberapa pohon saja yang tersisa.

Menurut data Dinas Pertanian dan Kehutanan, jumlah pohon alpukad yang selama ini berproduksi mencapai 7000-an pohon, namun kini satu persatu mati kering, tambah Kamrah dari Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng.

Ia mengatakan, penyakit yang menyerang pohon alpukad tersebut sudah berhasil diidentifikasi tim ahli yang dipimpin Prof Ade Rosmana.

Pakar tanaman itu menyimpulkan, pohon alpukad terserang hama cendawan, terutama saat kabut tiba. Kabut tersebut membawa cendawan, jelas penyuluh pertanian itu.

Hingga saat ini belum ada obat ataupun metode penanggulangan yang tepat. Karena itu, pohon yang mati sebaiknya diangkat kemudian diganti dengan tanaman baru.

Bupati Bantaeng, HM Nurdin Abdullah yang dilaporkan masalah itu meminta Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantaeng mencari solusi agar petani tidak dirugikan.

"Kita harus segera mencari solusi agar masyarakat tidak dirugikan," kata Bupati Nurdin Abdullah.

Menrut pengakuan masyarakat, selama ini, pohon alpukad yang sedang panen dihargai Rp3 juta/pohon.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009