Garut (ANTARA News) - Dika bin Sofyan, bocah berusia 3 tahun, tewas terbakar setelah bermain korek api bersama teman-temanya yang membuat rumah kakek korban di Garut, Jawa Barat, terbakar Minggu.

"Karena bermain korek api bersama tiga bocah lainnya, Dika terbakar di rumah milik kakek korban, Memed (60) yang letaknya berdekatan dengan rumah korban," kata camat setempat H. Dudung S di Garut.

Ketika itu, Ny. Lisnawati warga kampung Curug RT04/02 Desa Neglasari Kecamatan Balubur Limbangan Garut sedang sibuk menyiapkan kue Lebaran.

Akibat main korek tersebut, api membakar sesuatu dan api mulai berkobar, ketiga bocah lainnya merasa ketakutan berlarian keluar, sedangkan Dika justru bersembunyi dibalik kasur busa di beranda rumah.

Kobaran api pun semakin membesar sehingga membakar sebagian bangunan inti milik Memed, kemudian bisa dipadamkan menjelang sore hari. Kondisi korban tewas sangat mengenaskan yang terbakar hidup-hidup.

Hingga Minggu malam kedua orang tua korban masih syok, namun pemuka agama dan masyarakat setempat terus-menerus berupaya menenangkannya.

Sedangkan para tetangga terdekat, membantu membersihkan puing bekas kebakaran rumah Memed yang mengalami kerusakan hingga bagian atapnya.

Aparat pemerintahan dan kepolisian setempat, berdatangan pula ke tempat kejadian perkara (TKP) yang hingga berita ini disusun masih berada di lokasi.

Camat Dudung menyerukan, agar warganya mewaspadai bahaya api dari manapun sumbernya, menyusul kemarau panjang ini disertai tiupan angin kencang.

Dihubungi terpisah Kepala Unit Pengelola Teknis (UPTD) Pemadam Kebakaran (Damkar) Garut, Dede Sambas mengatakan, selama 2009 di daerahnya terjadi 42 kasus kebakaran atau 43 kasus termasuk di Limbangan tadi.

Masing-masing menghanguskan 39 rumah, dua kendaraan, juga kebakaran hutan serta banjir, menewaskan tiga orang, serta seorang mengalami luka bakar dengan kerugian Rp3,497 miliar.

Sedangkan pada tahun 2008, terjadi 102 kasus yang membakar 83 rumah, 10 kendaraan serta sembilan lain-lain diantaranya kebakaran semak belukar, hutan dan lainnya menelan kerugian Rp16.634 miliar lebih.

Peristiwa kebakaran selama ini, umumnya akibat arus pendek listrik serta bersumber dari tungku api dapur, ungkap Dede Sambas.

Dalam pada itu, sarana prasarana Damkar yang dimilikinya hanya enam unit mobil Damkar, yang melayani 42 wilayah kecamatan.

Dengan topografi daerah yang bergunung dan berbukit-bukit, dengan jarak tempuh mencapai ratusan kilometer, menyebabkan pemadam kebakaran kerap mengalami keterlambatan tiba di lokasi, katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009