belajar dari kasus (Blok) Mahakam, saat itu Pertamina ambil alih dari Total, dan ketika diambilalih, produksinya turun drastis
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah bernegosiasi dengan Chevron Pacific Indonesia (CPI) terkait pengelolaan minyak di Blok Rokan yang akan habis pada Agustus 2021 mendatang untuk kemudian diambilalih PT Pertamina (Persero).
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi (Marves) Purbaya Yudhi Sadewa dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa, menjelaskan hal itu dilakukan untuk menjaga produksi ladang minyak utama Indonesia itu tidak turun saat masa transisi, seperti yang terjadi di Blok Mahakam.
"Kami belajar dari kasus (Blok) Mahakam, saat itu Pertamina ambil alih dari Total, dan ketika diambilalih, produksinya turun drastis. Nah kita berusaha hal itu tidak terjadi di (Blok) Rokan dengan cara nego dengan Chevron. Akhirnya kami sudah hampir mencapai kesepakatan di mana Chevron bisa terus investasi sampai Agustus 2021," jelasnya.
Purbaya menjelaskan dalam negosiasi tersebut, Chevron bisa terus berinvestasi untuk menjaga produksi minyak dengan penggantian biaya oleh pemerintah.
"Chevron bisa drilling dan cost-nya di-cover pemerintah dalam bentuk cost recovery. Yang penting kita jaga level produksinya jangan sampai turun lebih lanjut," katanya.
Purbaya menuturkan pihaknya telah menggelar rapat intensif dengan para pihak terkait, termasuk Kementerian ESDM dan SKK Migas. Ia juga menyebutkan keputusan soal transisi Blok Rokan itu akan diputuskan Kamis (11/6) ini dalam rapat tingkat menteri.
"Kita ingin begitu kita tanda tangan surat perjanjian dengan Chevron, dia bisa mengoperasikan dua-tiga rig dan terus meningkat sampai lima rig hingga Agustus 2021. Sehingga produksi di sana bisa tidak turun terlalu dalam dan ketika Pertamina ambil alih, produksinya bisa ditingkatkan lagi," katanya.
Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan 3 lapangan di antaranya memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Blok Rokan sendiri telah beroperasi selama 68 tahun atau sejak 1952.
Sementara CPI telah lebih dari 50 tahun mengelola Blok Rokan, dan mengebor lebih dari 100 lapangan minyak dan gas di Blok Rokan.
Baca juga: SKK Migas nilai positif pengeboran sumur di Blok Rokan oleh Pertamina
Baca juga: Anggota DPR dukung Pertamina bor 44 sumur baru di Blok Rokan
Baca juga: Chevron hentikan pengeboran dinilai pengaruhi produksi migas nasional
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020