Kami bersyukur atletnya yang dipulangkan ke daerahnya masing-masing kondisinya tetap sehat...

Solo (ANTARA) - National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) yang berpusat di Kota Solo, Jawa Tengah, menggelar Pelatnas jarak jauh melalui arahan pelatih secara daring guna tetap menjaga performa para atletnya di tengah pandemi COVID-19.

"Pelatnas jarak jauh melalui daring yang digelar di daerahnya atlet masing-masing itu, dilaksanakan sejak 2 Juni 2020 hingga akhir Desember mendatang," kata Sekretaris Jenderal NPCI Rima Ferdianto, di Solo, Selasa.

Menurut Rima Ferdianto program Pelatnas jarak jauh tersebut dilakukan karena pandemi COVID-19 yang hingga sekarang belum ada tanda-tanda kapan akan selesai. Ada ratusan atlet NPCI yang dipulangkan pada Maret 2020 hingga waktu yang belum bisa ditetapkan, yang mengikuti program Pelatnas jarak jauh.

Baca juga: 269 atlet NPCI dipulangkan dampak COVID-19

Rima mengatakan dampak pandemi COVID-19 secara global tersebut adalah pesta olahraga Paralympic 2020 di Tokyo Jepang diundur waktunya antara 24 Agustus hingga 4 Desember 2021, sedangkan Asian Para Games (APG) Filipina 2020, juga resmi dibatalkan.

"Jadi tidak ada APG Filipina, tetapi langsung APG Hanoi Vietnam pada Desember 2021 dengan cabang olahraga yang dipertandingkan sama proses pada APG Filipina," kata Rima.

Namun, kata Rima, yang jelas rencana awal NPCI adalah memanggil para atletnya untuk mengikuti pelatnas yang dipusatkan di Kota Solo, seperti pada tahun sebelumnya. Pelatnas APG Hanoi Vietnam, akan dimulai pada Agustus 2020, sambil mengikuti perkembangan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia.

"Kami mengikuti perkembangan situasi event-event internasional diundur waktunya, wabah COVID-19 juga belum selesai. Untuk itu, NPCI memutuskan melakukan pelatnas jarak jauh secara daring seperti yang direkomendasikan Menpora," kata Rima.

Kegiatan Pelatnas jarak jauh itu, kata dia, tentunya harus mengikuti aturan protokol kesehatan, dan targetnya menjaga supaya atlet tidak mengalami pengecilan otot serta dalam kondisi tetap fit. Jika para atlet dibiarkan tanpa arahan pelatih, maka dikhawatirkan di luar kontrol yang dapat merugikan atlet sendiri dan NPC ketika mereka dipanggil untuk mengikuti Pelatnas persiapan ikuti event.

Baca juga: ASEAN Para Games 2020 resmi dibatalkan

"Kami akan kesulitan untuk mengembalikan para atlet jika mereka dibiarkan latihan sendiri di rumah dan tidak ada arahan dari pelatih," katanya.

Presiden NPCI Senny Marbun menambahkan jumlah atlet yang mengikuti Pelatnas jarak jauh dengan arahan para pelatih sesuai cabang olahraga masing-masing diikuti sekitar 300 atlet baik persiapan APG Hanoi Vietnam maupun Paralympic Tokyo 2021.

"Kami bersyukur atletnya yang dipulangkan ke daerahnya masing-masing kondisinya tetap sehat, dan mereka tidak ada yang terkena positif COVID-19," kata Senny.

Para atlet yang dipersiapkan ikut bertanding di Paralympic Tokyo ada sebanyak 35 atlet, sedangkan yang dipulangkan ke daerah karena wabah COVID-19 ada 269 atlet. Atlet yang dipulangkan itu, awalnya dipersiapan untuk APG Filipina 2020, meski akhirnya event dibatalkan.

Kondisi atlet dengan program Pelatnas jarak jauh itu, kata Senny, diharapkan terjaga staminanya, dan tidak menurun performa. Mereka akan dipersiapan APG 2021 di Hanoi Vietnam. Mereka bisa dipanggil sewaktu-waktu jika kondisi pandemi COVID-19 sudah selesai.

Baca juga: NPC Indonesia siapkan dua penembak Paralympic Games di Jepang

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020