Tak seorang pun luka dalam serangan itu, dan para komandan pasukan perbatasan kemudian bertemu untuk membahas insiden tersebut, kata jurubicara itu seperti dikutip Reuters.
Tapi pihaknya menandaskan bahwa hubungan dua negara yang bersaing dalam hal senjata nuklir itu menjadi semakin riskan.
Suara tembakan yang jarang terjadi di perbatasan Wagah, antara kota Pakistan Lahore dan Amritsar India.
Insiden tersebut terjadi beberapa jam setelah kedua negara menyepakati bahwa diplomat tinggi mereka akan mengadakan pembicaraan, sebelum kedua menteri mereka bertemu di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York bulan ini.
Seorang juru bicara satuan keamanan hutan Pakistan, pasukan keamanan paramiliter perbatasan mengatakan, tentara India melepaskan tembakan, setelah tiga ledakan roket sampai terdengar di wilayah India.
"Ketika roket-roket itu ditembakkan, mereka menyerang ke wilayah Pakistan," kata juru birubicara Nadeem Raza, Sabtu.
"Itu adalah tembakan ringan dari wilayah mereka, dan kami menyampaikan protes ...bahwa tindakan itu tak beralasan."
Pakistan membantah tuduhan India bahwa pasukan Pakistan lah yang menembakkan roket-roket tersebut, kata Raza.
Kedua pihak terkadang masih terlibat saling serang, padahal mereka mempunyai gencatan senjata yang memisahkan pasukan mereka di wilayah Kashmir yang disengketakan. Tetapi penembakan terhadap perbatasan internasional mereka ke arah selatan Kashmir sangat jarang.
"Kami tidak melakukan serangan balasan agar perbatasan internasional kami dan situasinya cepat membaik," kata Raza.
Juru bicara militer India tak bisa dihubungi untuk diminta komentarnya.
Kedua negara bertetangga itu pernah terlibat perang tiga kali sejak kemerdekaan mereka pada 1947, dan hampir berperang lagi pada 2002, menyusul serangan kelompok militan terhadap parlemen India.
Mereka melancarkan proses perdamaian pada 2004, namun India memutusnya setelah serangan November lalu terhadap kota India, Mumbai, yang dituding dilakukan kelompok garis keras yang berpangkalan di Pakistan.
Kedua negara telah melakukan pertemuan bilateral tiga kali di sela-sela pertemuan internasional sejak Juni lalu, namun belum berlanjut pada proses perdamaian.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009