Surabaya (ANTARA News) - Empat legislator dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) DPRD Surabaya, Jumat sore, melakukan aksi bagi-bagi sarung dan kemeja batik kepada tukang becak, pengaman, dan pemulung serta jilbab kepada PSK (pekerja seks komersial) dan mucikari.

Keempat anggota DPRD Surabaya dari PDS yang menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1430 Hijriah adalah Simon Lekatompessy, Dra Sudarwati Rorong MM, Imanuel Fredrick Lumoindong, dan Pdm Rio Pattiselanno S.Kom.

Mereka langsung terjun ke kompleks Lokalisasi Tambak Asri atau dikenal dengan Lokalisasi Kremil yang menjadi sasaran aksi sosial itu dengan dibantu perwakilan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Ranting (DPRan) PDS Surabaya.

Dengan berjalan kaki, para wakil rakyat itu membagi-bagikan sarung dan kemeja batik lengan panjang kepada tukang becak, pengamen, dan pemulung.

Dalam kesempatan itu, para legislator PDS itu juga mendengarkan keluh kesah kaum miskin itu menyangkut penghasilan dan kesejahteraannya.

"Sepi, Bu. Paling-paling, sehari cuma dapat Rp10 ribu,? kata Agus, tukang becak yang menerima bingkisan dari Sudarwati yang juga Kepala Sekolah di TK-SD Bina Karya di Tambak Asri.

Tak hanya para tukang becak, pengamen, dan pemulung yang menjadi sasaran sosial mereka, tapi mucikari dan PSK yang menghuni kompleks lokalisasi itu pun mendapatkan berkah berupa jilbab atau baju koko.

Meski dilarang beroperasi selama Ramadhan 1430 H, tapi para mucikari itu masih tinggal di wismanya, karena ada juga dari mereka yang memang penduduk asli dari lokalisasi itu.

Misalnya, Susilo yang mengelola wisma di Jalan Tambak Asri 219 itu merasa terharu ketika mendapat baju koko yang dikenakan Sudarwati langsung ke tubuh Susilo.

"Terima kasih, Bu,? katanya sambil menerima baju koko berwarna coklat muda.

Menurut Sudarwati yang juga tokoh masyarakat di kompleks lokalisasi itu, aksi sosial itu lebih efektif untuk menyadarkan masyarakat dari lembah nista itu.

"Saya pikir, para mucikari itu memang terpaksa mencari nafkah dengan cara seperti itu. Intinya, jangan anggap mereka sebagai sampah masyarakat, tapi dekati dan rangkul mereka dengan penuh kasih persaudaraan," katanya.

Faktanya, katanya, jumlah mucikari dan PSK di kompleks Lokalisasi Tambak Asri setiap tahun bertambah, namun dalam lima tahun terakhir justru menurun 50 persen dari 1.000-an pada tahun 2004 menjadi 400-an pada tahun 2009.

Senada dengan itu, Simon Lekatompessy yang juga Ketua DPC PDS Surabaya berpendapat perlu ada solusi alternatif untuk memberantas praktik prostitusi yang ada di Surabaya.

"Tak sekedar menutup atau merelokasi lokalisasi, tanpa memikirkan dampak sosialnya. Itulah salah satu pekerjaan besar kami sebagai wakil rakyat dari Fraksi Partai Damai Sejahtera," kata pengusaha advertising itu.

Aksi sosial diakhiri dengan pembagian 300 kotak makanan untuk berbuka puasa yang diikuti pengurus RT, para tukang becak, mantan pemakai narkoba, dan para Laskar Nagabonar dari RT 19 yang merupakan juara pertama Lomba Kampung Bersih dari Narkoba Tahun 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009