Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan AS (33) dan TA (24), dua terduga teroris yang ditangkap di lokasi yang berbeda di Kalimantan Selatan, pada Jumat (5/6) berperan merencanakan aksi penyerangan terhadap Polsek Daha Selatan, Kalsel yang terjadi sepekan lalu.
"AS dan TA mengetahui dan ikut merencanakan aksi penyerangan (terhadap) Polsek Daha Selatan," kata Awi di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin.
Awalnya TA ditangkap Densus 88 Antiteror di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Jumat (5/6) dini hari. Selang beberapa jam kemudian, AS ditangkap di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Baca juga: BNPT: Penangkapan beberapa warga terkait penyerangan di Daha
Baca juga: Kapolres diganti setelah penyerangan Polsek Daha Selatan Kalsel
Baca juga: Densus 88 telusuri rekam jejak penyerang Polsek Daha Selatan
Berdasarkan hasil penyelidikan, dapat disimpulkan keduanya memiliki keterkaitan dengan Abdurrahman, pelaku penyerang Polsek Daha Selatan.
Dari hasil pemeriksaan, AS dan TA diketahui merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kalsel.
TA perannya membentuk tim untuk melakukan penyerangan serta memberikan uang senilai Rp500 ribu untuk membiayai pembuatan pedang samurai. Samurai itulah yang kemudian digunakan oleh Abdurrahman untuk menyerang polisi yang sedang berjaga di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Daha Selatan hingga korban meninggal dunia.
Di tim yang dibentuk oleh TA, baik AS dan TA ikut memberikan ide untuk menyerang kantor polisi serta anggota polisi.
"Perannya memberikan ide kepada tim amaliyah untuk melaksanakan aksi penyerangan dengan target anggota polisi dan kantor polisi," katanya.
Tak hanya itu, keduanya juga tercatat telah merekrut beberapa anggota JAD Kalsel.
"AS telah membaiat empat anggota (JAD Kalsel). TA membaiat lima anggota," kata Awi.
Sebelumnya, pada Senin (1/6) dini hari, Polsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan, Kalsel diserang seseorang tak dikenal.
Peristiwa penyerangan ini mengakibatkan tewasnya Brigadir Leonardo Latupapua dan satu polisi lainnya luka-luka. Selain menyerang polisi, pelaku juga membakar mobil patroli Polsek Daha Selatan.
Pelaku yang belakangan diketahui bernama Abdurrahman ini akhirnya tewas karena petugas terpaksa melepaskan tembakan karena pelaku melawan saat hendak ditangkap.
Korban almarhum Brigadir Leonardo Latupapua yang wafat dalam tugas, mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) dengan pangkat Bripka Anumerta dari Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.
Baca juga: Kepala BNPT: Peristiwa Polsek Daha Selatan akibat pemikiran sesat
Baca juga: Boy Rafli Amar kunjungi rumah keluarga korban penyerangan Polsek Daha
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020