"Kondisi warga disini semua sehat-sehat. Yang sakit sudah dibawa kesana (rumah sakit). Warga sudah menjalani isolasi mandiri," kata Abidin, salah seorang warga kepada wartawan di Kediri, Senin.
Ia juga mengatakan warga di daerahnya mulai resah dengan rencana rapid test yang dilakukan oleh petugas medis setempat. Bahkan, warga juga merasa tidak bisa tidur. Padahal, selama ini warga juga sudah mematuhi anjuran dengan mengikuti isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Kasihan warga yang tua-tua ini. Dengar adanya rapid test mereka malah tidak bisa tidur," kata dia.
Baca juga: Ponpes Lirboyo Kediri jadi percontohan pesantren tangguh
Baca juga: 35 lagi terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kediri
Saat aksi, ia dengan warga di daerahnya juga meminta agar portal menuju jalan ke dusun segera dibuka. Adanya portal membuat aktivitas perjalanan warga juga menjadi terkendala, karena ketika hendak ke luar dusun terhalang portal yang melintang di jalan desa.
"Kami juga meminta agar portal segera dibuka. Karena kalau terus di portal seperti ini, warga jadi tidak bisa melakukan kegiatan apapun," ujar Abidin.
Aksi warga dilakukan dengan membawa serta berbagai macam tulisan. Mereka juga berteriak memastikan bahwa warga sehat-sehat semua.
Aksi itu juga mendapatkan kawalan dari aparat Polresta Kediri. Bahkan, Kapolres Kota Kediri AKBP Miko Indrayana juga langsung melakukan dialog memberikan pengertian langsung kepada warga bahwa yang dilakukan petugas medis demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kabupaten Kediri.
"Warga meminta portal dibuka dan kami setujui. Selanjutnya di depan pintu masuk kampung akan kami dirikan posko COVID-19 dan petugasnya nanti terdiri dari warga masyarakat, petugas kecamatan, polsek dan koramil," kata Kapolresta Kediri.
Kapolresta juga menambahkan aksi itu terjadi karena salah paham. Namun, setelah ada dialog warga juga lebih memahami.
"Semuanya bisa menahan diri dan saling mengingatkan serta menjaga pola hidup sehat di masa pandmei COVID-19 ini," kata Kapolresta.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri dr Ahmad Chotib mengatakan petugas medis tetap melakukan rapid test pada warga dan hasilnya non reaktif.
"Jadi (rapid test). Alhamdulillah non reaktif semua. Yang diutamakan kontak eratnya dulu," kata dr Ahmad.
Sebelumnya, warga menjalani isolasi mandiri setelah ada 20 orang lebih yang terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka tertular dari kluster pabrik rokok di Tulungagung. Warga melakukan isolasi mandiri di gedung sekolah dasar yang telah disiapkan oleh perangkat desa setempat.
Di Kabupaten Kediri hingga Ahad (7/6), pada kluster pabrik rokok di Tulungagung, total kasus mencapai 44 orang. Jumlah ini tertinggi pertama dan setelahnya kluster Desa Kedak sebanyak 27 orang.*
Baca juga: Bertambah empat, positif COVID-19 di Kediri-Jatim naik 110 kasus
Baca juga: Satu pasien positif COVID-19 di Kota Kediri meninggal
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020