Pemerintah harus memberikan perhatian penuh kepada WNI yang bekerja sebagai ABK di kapal-kapal asing. Pasalnya, belakangan ini banyak tindak kekerasan yang mereka terima

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah diminta betul-betul fokus memperhatikan kondisi pekerja migran yaitu Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia yang beberapa kali diduga menerima tindak kekerasan serta mengalami kondisi kerja paksa di kapal ikan asing.

"Pemerintah harus memberikan perhatian penuh kepada WNI yang bekerja sebagai ABK di kapal-kapal asing. Pasalnya, belakangan ini banyak tindak kekerasan yang mereka terima yang sempat dilaporkan," kata Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Politisi Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyatakan tindak kekerasan yang terjadi lagi di kapal berbendera China itu tidak bisa dibiarkan terus.

Ia menegaskan bahwa guna menghindari kekerasan terus terjadi, pemerintah diminta menjalin kerja sama dengan negara lain yang banyak mempekerjakan WNI.

Bentuk kerja sama itu, ujar dia, diharapkan juga membuat adanya klausul perlindungan penuh bagi ABK WNI yang bekerja di kapal asing.

Baca juga: Dirjen KKP: ABK kapal ikan adalah pahlawan pangan

"Perlindungan itu termasuk upah, jam kerja, jaminan sosial, lembur, kesehatan, makan, istirahat, libur, dan hak-hak pekerja lainnya. Mereka tidak boleh menerima tindak kekerasan dan harus dibayar sesuai dengan kontrak kerja," paparnya.

Selain itu, ujar dia berbagai agen pengirim jasa tenaga kerja yang bekerja sama dengan kapal asing juta tidak boleh lepas tanggung jawab dan harus tetap ikut memantau keadaan para ABK yang dikirimkan.

Pemerintah juga diserukan agar mengedukasi para ABK yang bekerja di kapal-kapal sebelum mereka diberangkatkan serta melakukan sosialisasi terkait hak dan kewajiban pekerja secara umum.

"Saya melihat, sosialisasi dan edukasi ini masih jarang sekali dilakukan. Padahal, ini salah satu aspek penting yang harus dilaksanakan dalam melindungi dan menjaga para ABK yang bekerja di laut lepas dalam waktu yang lama,” tutup Saleh.

Baca juga: DFW: ABK jadi korban kerja paksa kapal ikan asing bertambah

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020