Yogyakarta (ANTARA News) - Pameran seni rupa karya Iwan Widjono bertajuk "the farmer series" di Tembi Contemporary Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), merupakan wujud simpati seniman terhadap kehidupan petani.

"Karya yang dipamerkan merupakan `output` dan bagian dari proyek yang dirancang secara berkesinambungan dengan para petani di Desa Rendeng, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah," kata pengelola Tembi Contemporary, Riessa Wijaya di Bantul, Kamis.

Ia mengatakan, Iwan memang bukan seorang petani namun ia menaruh simpati atas kehidupan mereka. Iwan pun bergaul dan berbincang dengan mereka.

"Seniman itu mencoba memahami situasi sulit yang dihadapi petani, mencatat, merekam, sekaligus berusaha membantu `menyuarakan jeritan hati` kaum terpinggirkan tersebut. Iwan mendedikasikan dirinya untuk mendukung perjuangan hidup mereka yang ditindas dan dianiaya," katanya.

Menurut dia, Iwan ingin memberi makna dan menjadikan seninya berhubungan dengan kenyataan serta percaya ide-ide dan proses kreatif berkembang seiring interaksi dengan lingkungan dan manusia di sekelilingnya.

"Iwan sebagai seniman kemudian menata kembali gagasan, strategi, dan teknik ungkap yang diperoleh dari lingkunganya," kata Riessa.

Ia mengatakan, karya yang mengusung gagasan kehidupan sosial politik dalam kancah seni rupa Indonesia memang bukan hal yang baru. Sejak masa perjuangan revolusi untuk kemerdekaan dimulai para seniman sudah mengangkat perkara perjuangan ke dalam karyanya.

Menurut dia, masa demi masa pun telah melahirkan berbagai angkatan dan generasi seniman yang menjadikan karyanya sebagai alat untuk mengangkat nilai-nilai kemanusiaan selain wahana penjelajahan estetika.

"Seniman ingin mendekatkan seni dan kehidupan, menjadikannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Strategi dasarnya bukan seni untuk seni, tetapi seni untuk kehidupan," katanya.

Ia mengatakan, bagi Iwan, seorang seniman bisa mengungkapkan hal yang sangat personal atau yang bersifat sosial namun fungsinya tetap sebagai corong hati nurani manusia.

"Fungsi itu yang ingin diungkapkan Iwan melalui karya-karyanya yang dipamerkan hingga 28 September 2009," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009