"Tidak perlu dibesar-besarkan. Indonesia-Malaysia adalah negara serumpun, bisa saja terjadi Malaysia mengklaim budaya Indonesia, begitu pula sebaliknya," kata Maulid di Padang, Rabu.
Akademisi yang menyelesaikan S2 ilmu antropologi di Universitas Gajah Mada (UGM) itu mengatakan, semua pihak di kedua negara mesti menurunkan tensi masing-masing.
"Sebab tidak tertutup kemungkinan kasus hubungan Indonesia-Malaysia bagian dari skenario elite untuk menutupi kasus-kasus besar yang terjadi di tingkat nasional saat ini," katanya.
Untuk itu, kata dia, masyarakat jangan sampai terkecoh dengan skenario elite.
"Kita harus sama-sama dewasa dalam menyikapi masalah kedua negara," katanya.
Maulid mengaku pernah menghubungi keluarganya di Malaysia, menyikapi kasus klaim budaya Indonesia dan pelesetan lagu Indonesia Raya.
"Keluarga saya mengaku warga Malaysia tidak pernah ribut soal itu. Hanya kita yang ribut-ribut," katanya.
Meski begitu, Maulid tetap mengingatkan pemerintah Indonesia agar cepat bereaksi kalau ada TKI Indonesia yang dianiaya di Malaysia, dan masalah Ambalat.
"Kalau dalam kasus itu, Indonesia harus tegas dan departemen luar negeri (Deplu) mesti sigap merespon," katanya.
Hubungan Indonesia-Malaysia sempat memburuk setelah terjadinya berbagai klaim budaya Indonesia oleh Malaysia.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009