Kabul, (ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Selasa, memperpanjang keunggulannya dalam pemilihan umum yang dinodai kecurangan, ketika untuk pertama kali melewati angka 50 persen yang diperlukan untuk menghindari pemilihan babak kedua setelah hampir seluruh suara dihitung.

Namun, Komisi Penerima Keluhan Pemilihan Umum (ECC) mengatakan, untuk pertama kali telah "diperoleh bukti yang jelas dan meyakinkan" mengenai kecurangan dalam pemungutan suara 20 Agustus, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sebagian hasil yang disiarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Independen (IEA) setelah penghitungan 91,6 persen suara memberi Karzai 54,1 persen suara, sehingga ia berada di jalur untuk terpilih kembali.

Pesaing terdekatnya, mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah, menguntit dengan 28,3 persen.

Abdullah menuduh kubu Karzai melakukan pengisian kertas suara dalam pemilihan presiden kedua sejak pasukan pimpinan AS menggulingkan milisi Taliban akibat serangan September 2001.

New York Times melaporkan, mereka yang setia kepada Karzai mendirikan ratusan tempat pemungutan suara fiktif, tempat tak seorang pun memberi suara tapi ratusan ribu surat suara masih tercatat yang membuat Karzai terpilih kembali sebagai presiden.

Sedikitnya pemberi suara yang datang, sebanyak 30-35 persen, menyusul aksi intimidasi dengan kekerasan oleh Taliban agar pemilih tak datang ke tempat pemungutan suara, dapat makin mencekik keabsahan Karzai jika ia diumumkan sebagai pemenang untuk masa jabatan lima tahun berikutnya.

Lamanya waktu yang diperlukan untuk menghitung suara telah menambah ketegangan di seluruh Afghanistan sementara aksi perlawanan Taliban menjadi lebih keras dan menyebarkan aksinya ke daerah yang dulu damai.

Selasa pagi, seorang pembom bunuh diri meledakkan satu bom di luar gerbang bandar udara militer di Kabul, sehingga menewaskan tiga warga sipil dan melukai sembilan orang lagi, termasuk empat prajurit asing.

Tentara AS dan Afghanistan juga terlibat dalam pertempuran sengit di provinsi Kunar di bagian timur negeri tersebut, di dekat Pakistan, yang dikatakan pasukan AS menewaskan empat prajurit Amerika.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009