Garut (ANTARA News) - Petugas Satuan Pengamanan (Satpam) Universitas Garut (Uniga), Jawa Barat, berinisial "AK" diduga telah menganiaya serta menyekap lima mahasiswa universitas itu sebagaimana dilaporkan para korban.
Di kantor Bagian Informatika Setda Garut, Selasa, kelima mahasiswa itu mengaku telah melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polres setempat.
Mereka yang datang ke Polres dengan diantar beberapa rekannya itu mengatakan, selain disekap oleh puluhan anggota Satpam di dalam ruangan berukuran 6 M2, mereka juga mengalami tindak kekerasan serta perlakuan tidak senonoh.
Kelima korban adalah Andres Restu , Dendi Sumandra,Yendra Surya Cipta, Erwin Kamaludin dan Ilham Cahya. Tindakan para Satpam itu mengakibatkan Yendra dan Dendi terluka berat pada telinga kiri dan wajahnya, sedangkan tiga mahasiswa lainnya luka ringan.
Peristiwa penganiayaan itu bermula ketika pada Sabtu (5/9) sekitar pukul 12.25 WIB Andres dan kawan-kawannya menggelar rapat bantuan sosial persiapan penanggulangan korban gempa di Sekretariat Mahasiswa Pecinta Alama (Mapala) UNIGA.
Ketika rapat berlangsung, tiba-tiba datang Pembantu Rektor (PR) A. Syakur yang langsung menuduh peserta rapat makan dan minum-minuman keras, padahal mereka sama sekali tidak melakukan hal itu apalagi pada bulan Ramadhan.
Syakur kemudian melaporkannya kepada Satpam, sehingga "AK" bersama puluhan rekannya berdatangan bahkan tanpa basa-basi menyeret, menyekap, serta menganiaya para mahasiswa, ujar Yendra.
Setelah melakukan penganiayaan, kedua Satpam dan puluhan rekannya melepaskan mahasiswa, dan sesuai saran Pembantu Dekan III, Andri, korban melaporkan peristiwa tersebut ke kepolisian.
Dihubungi terpisah Kasatreskrim Polres Garut, AKP Oon Suhendar, mengakui bahwa pihaknya telah menerima laporan dugaan penganiayaan oleh dua Satpam serta rekan-rekannya terhadap lima mahasiswa.
Polisi akan menindaklanjuti dengan langkah pemeriksaan seluruh saksi, yang jika menunjukan bukti kuat dilanjutkan proses pemeriksaan tersangka pelaku, katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009