Jamrud, Pakistan (ANTARA News/Reuters) - Lima tentara Pakistan tewas dalam ledakan ranjau darat di markas Taliban di Waziristan Selatan Senin, satu hari setelah pasukan pemerintah menewaskan 33 gerilyawan sebagai bagian dari operasi sepekan lamanya di Khyber Pass, kata pejabat.
Kekerasan gerilyawan telah meningkat di Pakistan baratlaut sejak komandan Hakimullah Mehsud ditunjuk sebagai pemimpin Taliban setelah tewasnya sekutu al Qaida, Baitullah Mehsud, dalam serangan pesawat mata-mata AS di Waziristan Selatan pada 5 Agustus.
Ledakan ranjau darat itu menghantam patroli militer rutin di sebuah jalan ke Wana, kota penting di Waziristan Selatan.
"Patroli itu dikirim sebelum kedatangan militer untuk memeriksa keamanan di jalan itu dan sebuah ranjau yang diletakkan oleh gerilyawan meledak dan menewaskan lima tentara," seorang pejabat intelijen di Wana, yang menolak untuk disebutkan namanya, menjelaskan pada Reuters.
Menurut beberapa warga, tembak-menembak juga terjadi antara pasukan keamanan dan gerilyawan. Tidak ada pernyataan mengenai korban.
Ada hubungan kuat antara gerakan Taliban di Pakistan dan Afghanistan, tempat kekerasan juga meningkat ketika gerilyawan memerangi pemerintah dan tentara asing yang mendukung mereka.
Pada Ahad, tentara membunuh 33 gerilyawan dalam tindakan terakhir untuk menenangkan Khyber Pass, rute darat penting yang digunakan untuk memasok pasukan Barat dan Afghanistan.
Berdasarkan pada pernyataan resmi, hampir 120 gerilyawan telah tewas dalam sepekan terakhir, tapi perkiraan korban independen tidak bisa didapat.
Militer telah meningkatkan kegiatannya di Khyber, satu dari tujuh wilayah suku semi-otonomi Pakistan, beberapa hari setelah seorang pembom bunuh diri menewaskan 22 penjaga perbatasan.
Selain kelompok gerilyawan yang bermarkas di Khyber, gerilyawan lain melarikan diri ke wilayah itu untuk meloloskan diri dari serangan lebih lanjut di bagian timur markas Taliban di lembah Swat, tempat militer meneruskan serangan akhir April.
Konvoi trek yang membawa pasokan untuk pasukan NATO dan Afghanistan secara tetap mendapat serangan ketika konvoi lewat melalui perlintasan yang menghubungkan Pakistan dan Afghanistan itu.
Dalam pertempuran Ahad, tentara membersihkan dua kompleks dan menghancurkan 17 rumah yang dikatakan milik gerilyawan.
"Pasukan keamanan telah menyerang pusat gerilyawan. Tentara menghancurkan rumah-rumah itu dan menewaskan 33 gerilyawan dalam operasi tersebut," kata seorang jurubicara Korps Perbatasan dalam satu pernyataan.
Unjuk kekuatan di Swat dan tempat lainnya telah membantu menghilangkan kekhawatiran di antara sekutu Barat bahwa negara Muslim bersenjata nuklir itu gagal menghadapi militansi Islam yang meluas.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009