Cianjur (ANTARA News) - Ribuan anak siswa sekolah, hingga saat ini masih diliburkan di beberapa titik daerah bencana di Kabupaten Cianjur, menyusul gempa
yang mengakbatkan sedikitnya 39 bangunan sekolah dasar dan sekolah menenggah pertama, rusak berat dan ringan.

Akibatnya, ribuan siswa terpaksa tidak dapat bersekolah. Namun sebagian kecil masih dapat melaksanakan proses belajar mengajar, meskipun kegiatan tersebut tidak maksimal, demikian pantauan ANTARA, Senin.

Terlihat di sebagian besar tempat pengungsian, anak-anak usia sekolah hanya bisa berdiam diri di sekitar lokasi penampungan. Mereka sudah empat hari tidak bersekolah.

Selain sekolah mereka yang rusak berat dan roboh, pakaian sekolah dan buku, tidak sempat terbawa mengungsi.

"Pakaian dan peralatan sekolah tidak ada yang bisa dibawa karena waktu gempa, kami langsung meyelamatkan diri ke tempat aman," kata seorang pengungsi dengan tiga anak usia sekolah SD dan SMP yang bernama Rahmat( 31) .

Sementara itu, seorang siswa SDN Kertasari, Sindangbarang, Heri( 12) membenarkan hal tersebut, ia bersama ratusan siswa sekolah yang sama, tidak dapat bersekolah karena bangunan sekolah mereka rusak berat.

Sedikitnya empat lokal kelas dari enam lokal yang dimiliki, roboh, sehingga tidak dapat digunakan untuk proses belajar mengajar.

"Sekolah saya roboh dan tidak bisa dipakai. Sedangkan saat mengungsi tidak ada baju dan peralatan sekolah yang berhasil di bawa," keluhnya.

Sementara itu, puluhan relawan dari Satgana PMI, membuka kelas "dadakan" bagi anak usia sekolah dipengungsian. Meskipun tidak seperti sekolah biasanya, program yang dberikan cukup unik.

Anak-anak diberikan materi yang dapat membuat mereka melupakan trauma bencana alam yang masih melekat di otak mereka.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009