Garut (ANTARA News) - Ratusan warga desa Jatisari, Kecamatan Cisompet, Garut hingga Senin malam masih belum berani tidur di rumah, karena masih trauma dengan gempa 7,3 skala richter yang menguncang Rabu (2/9) lalu.

Kepala desa setempat Asep Yuansyah saat dihubungi mengatakan mereka terdiri atas 70 kepala keluarga (KK) atau sekitar 230 penduduk yang rumahnya rusak berat.

Setiap malam tidur di halaman rumahnya masing-masing atau secara berkelompok dengan menggunakan tenda, termasuk tenda yang diupayakan secara berswadaya.

Padahal terdapat di antaranya bayi serta anak balita dan kalangan ibu yang masih menyusui, sehingga sangat rentan terhadap serangan penyakit, katanya.

Terlebih lagi kini cuaca masih tak menentu, dengan tiupan angin kencang yang banyak menerbangkan butiran debu, kata Asep.

Meski dirinya bersama aparat desa terus-menerus memberikan pemahaman tidak akan terjadi gempa susulan berintensitas melebihi 7,3 SR, warganya masih meragukan pemahaman tersebut.

Dia mengatakan selama ini warga setempat, mendapatkan pasokan bantuan dari Posko penanggulangan bencana tingkat kabupaten melalui Posko kecamatan, namun jumlahnya kerap tak mencukupi.

Sehingga aparat desa sering kewalahan akibat bingung untuk membagikannya, yang diperparah kendala angkutan menyebabkan bantuan sering terlambat datang.

Camat Cisompet U. Haerudin yang dihubungi secara terpisah mengatakan sangat diperlukannya penambahan pasokan sembako serta puluhan tenda keluarga dari posko kabupaten.

Sedangkan kendala angkutan akan terus diupayakan pengadaannya, pada pelaksanaan tanggap darurat bahkan jika terpaksa dipikul oleh masyarakat dengan berjalan kaki, katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009