Dalam sambutannya pada peringatan Nuzulul Quran 1430 Hijriah di halaman belakang Istana Bogor, Jawa Barat, Senin malam, Menag juga mengajak kaum Muslim untuk memastikan tidak ada pemboncengan agama untuk tindakan kekerasan.
"Kita pastikan tidak ada pemboncengan agama untuk tindakan kekerasan, tidak terpengaruh paham-paham salah yang berselimutkan agama. Jaga rumah ibadah dan tempat pendidikan agar tidak terpengaruh ajaran yang rawan," katanya.
Generasi muda, menurut Menag, merupakan kalangan yang harus paling dijaga dari kerawanan paham agama yang salah tersebut.
Ia kembali menyayangkan terjadinya aksi terorisme yang diduga dilakukan oleh penganut Agama Islam.
"Saya tegaskan mereka sama sekali tidak mengerti Islam," ujarnya.
Sebaliknya, lanjut dia, Quran mengajarkan prinsip-prinsip perdamaian dalam konteks hubungan kemanusiaan universal. Ajaran quran justru menolak kekerasan dalam konteks apa pun.
Sementara itu, khotbah Nuzulul Quran disampaikan oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar Anggara Jenie yang berjudul "Dengan Semangat Nuzul Quran Kita Bangun Kapasitas SDM Indonesia dalam Penguasaan Iptek untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional."
Dalam khotbahnya, Umar mengungkit kejayaan Umat Islam di masa lalu di bidang ilmu pengetahuan yang merupakan keseimbangan sempurna dari proses dzikir dan fikir.
Di akhir pidatonya, ia mengutip janji Presiden Yudhyono dalam pidato kenegaraan pengantar nota keuangan di depan Sidang Paripurna Luar Biasa DPR pada 3 Agustus 2009 bahwa pemerintah bertekad meningkatkan kemampuan Indonesia dalam penguasaan iptek guna meningkatkan daya saing bangsa.
Umar lalu menyatakan terima kasihnya kepada Presiden Yudhoyono dan menyandingkan Presiden dengan khalifah Al Makmun yang mengawal pembangunan Bayt al Hikmah.
"Maka kita mengharapkan Bapak Presiden akan mengawal kebangkitan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, sehingga menjadi penentu utama dalam peningkatan daya saing Bangsa Indonesia," tutur Umar yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.
Peringatan Nuzulul Quran 1430 Hijriah dihadiri oleh Presiden Yudhoyono yang didampingi Ibu Ani, Wakil Presiden Jusuf Kalla, para duta besar negara sahabat, serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu antara lain Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa, dan Menteri Komunikasi dan Informatika M Nuh.
Dua tenda besar didirikan di halaman rumput yang menghadap bagian belakang Istana Bogor untuk acara peringatan itu.
Tenda pertama untuk para pejabat negara serta tamu undangan. Sedangkan tenda bagian belakang dengan ukuran lebih besar dipenuhi tamu berseragam Majelis Dzikir SBY.
(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009