Kenapa saya ikut bicara (penanganan COVID-19) seperti tahu? Karena saya itu anggota dewan pengarah. Jadi saya day to day ikut, memberikan masukan, berikan koreksi juga
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan posisinya sebagai anggota dewan pengarah dalam penanganan COVID-19 sehingga ia bisa ikut menyampaikan upaya penanganan wabah tersebut.
"Kenapa saya ikut bicara (penanganan COVID-19) seperti tahu? Karena saya itu anggota dewan pengarah. Jadi saya day to day ikut, memberikan masukan, berikan koreksi juga," katanya saat memberikan kuliah umum virtual, Jumat.
Ia menjelaskan fokus penanganan COVID-19 dilakukan dengan membangun laboratorium pengujian, rumah sakit rujukan, hingga rumah sakit darurat. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran pusat dan daerah untuk penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial hingga penanganan dampak ekonomi.
Luhut menjelaskan, dalam tujuh hari terakhir, laju penyebaran COVID-19 terus menurun. Dengan kapasitas pengujian yang juga terus bertambah, ia berharap tren kasus yang ada bisa menurun dan kondisi segera membaik.
"Dalam tujuh hari terakhir, malah dua hari terakhir ini sudah di atas 10 ribu tes per hari kita lakukan. Presiden kemarin perintahkan untuk bisa masuk 20 ribu tes per hari," katanya.
Baca juga: Luhut: Pandemi COVID-19 momentum saling kuatkan persaudaraan
Baca juga: Luhut: Pariwisata baru bisa pulih dalam 10 bulan akibat COVID-19
Luhut mengklaim berdasarkan data kasus per 4 Juni 2020 di mana 28 ribu orang terpapar, angka kematian terus menurun menjadi 6 persen. Sebaliknya, angka kesembuhan juga terus meningkat menjadi 30,9 persen.
"Kalau masuk web Bersatu Lawan COVID-19, kita bisa lihat semua data ini. Recovery rate naik, fatality rate turun. Tapi bukan berarti kita selesai. Tes per 4 Juni sudah 13 ribu. Kita ingin target ke 20 ribu. Jadi ini perlahan semua dikerjakan dengan baik," katanya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan masifnya pengujian juga sejalan dengan exit strategy pemerintah dalam menangani COVID-19.
"Sebelum exit itu, harus masif tesnya. Itu sedang kita lakukan. Kemudian, tracing dan centralized quarantine. Itu semua kita lakukan. Ini standar WHO dan mereka melihat ini," katanya.
Sementara dalam exit strategy, pemerintah akan membuka tiga fase di mana nantinya setiap daerah akan diperlakukan secara berbeda sesuai dengan tingkat kurva kasus.
Pemerintah juga akan memastikan terus memelihara kebiasaan dan protokol kesehatan ketat yang sebelumnya telah diterapkan selama PSBB.
"Kemudian, koordinasi dengan pemerintah daerah juga kami lakukan. Orang bilang misalnya dengan Gubernur DKI, kita telponan kok. Saya telponan dengan Gubernur DKI, Jabar, Jateng. Semua gubernur kita telponin yang bermasalah. Kita review setiap strategi kita," pungkasnya.
Baca juga: Luhut: Kasus COVID-19 terus menurun
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020