Jakarta (ANTARA News) - Dr Elwin Tobing, pengarang buku "The Indonesian Dream-The Pursuit of a Winning Nation", menegaskan, pelajaran moral perlu menjadi prioritas dalam setiap jenjang pendidikan.

Pelajaran itu dimaksudkan untuk membentuk manusia Indonesia yang mempunyai optimisme, kejujuran dan tanggung jawab pribadi untuk bangsa, katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

"Bukan hanya Pendidikan Moral Pancasila, tetapi bagaimana bisa membentuk manusia Indonesia yang mempunyai optimisme untuk berkompetisi yang antara lain dilandasi dengan kejujuran dan penghargaan terhadap karya orang lain," ujarnya.

Usai peluncuran buku "Mimpi Indonesia" di Estubizi Centre Setiabudi Building itu, Elwin mengatakan, rasa optimistis di setiap dada manusia Indonesia akan memunculkan sejumlah karya besar yang bisa mengalahkan karya dari negara lain.

"Banyak orang Indonesia yang berhasil di luar negeri karena mempunyai daya kompetisi yang kuat, yang dilandasi optimisme itu," kata dosen Universitas Azusa Pasific, California, itu.

Dalam bagian ketiga buku setebal 245 halaman itu, Elwin menyoroti bahwa syarat cukup untuk mewujudkan individu yang kompetitif adalah dengan penguasaan ilmu dan penemuan-penemuan. "Bangsa yang kompetitif hanya dapat diwujudkan bila masyarakat lapar terhadap pengetahuan dan obsesi dengan pendidikan," katanya.

Elwin yang sudah tinggal 15 tahun di Amerika Serikat, juga memberikan tiga resep Indonesia agar bisa mencapai mimpinya yaitu pertama terapkan pajak satu sampai 1,5 persen dari keuntungan perusahaan besar untuk membiayai pendidikan tinggi.

Kedua, mendorong lebih banyak putri-putri Indonesia untuk belajar di luar negeri untuk kemudian kembali ke Indonesia dengan menciptakan karya-karya besar.

Dan ketiga, menyinergikan putra Indonesia yang sukses di luar negeri menjadi jejaring kuat supaya bisa menularkan budaya kompetisi sekaligus menjadi jalan bagi kesuksesan putra Indonesia lainnya.

"Saya tidak setuju dengan Badan Usaha Pendidikan Tinggi karena hanya bersifat komersial, lebih baik korbankan 1 sampai 1,5 persen dari pajak perusahaan besar untuk pendidikan tinggi sehingga institusi pendidikan tidak dibebani dengan pemenuhan anggaran," katanya.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmaja yang menjadi pembicara bedah buku itu mengatakan, buku itu penting untuk dibaca karena akan memberikan energi positif bagi tercapainya mimpi Indonesia.

"Buku ini merupakan cara pandang baru terhadap Indonesia dan bukan cara pandang western terhadap Indonesia," katanya.

Sarwono berharap buku itu bisa segera diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sehingga pokok pikirannya bisa disebarluaskan da menjadi penggugah paradigma baru bahwa Bangsa Indonesia bisa lebih unggul dari bangsa lain.

Menjawab permintaan itu Elwin berjanji akan menerjemahkan dalam Bahasa Indonesia pada tahun depan.

Bahkan Elwin juga berjanji akan membuat buku berikutnya yang berisi kisah sukses putra putri Indonesia dalam berkompetisi dengan meraih berbagai prestasi di bidang bisnis dan ilmu pengetahuan.

Hadir pada bedah buku dengan moderator Prof Dr Roy Sembel dari Universitas Pelita Harapan itu, ekonom Faisal Basri serta politikus PDI Perjuangan Panda Nababan dan Budiman Sujatmiko. (*)

Oleh
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009