Bandung (ANTARA News) - Korban gempa di lingkungan Pusat Penelitian (Puslit) Teh dan Kina Gambung Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang belum tersentuh bantuan pemerintah mulai terserang berbagai penyakit, diantaranya kekurangan cairan (dehidrasi),

Dua dari 174 jiwa korban gempa yang berada di dalam tenda pengungsian yang terbuat dari bahan alakadarnya itu, Minggu, terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung akibat kekurangan cairan itu.

Kedua korban tersebut, adalah Yuyun (48) dan Isak (5). Mereka, menurut keterangan petugas kesehatan setempat, kekurangan cairan akibat terserang cuaca dingin.

Kepala urusan Rumah Tangga Puslit Teh dan Kina Gambung Ir Satidi, menyebutkan kondisi udara Ciwidey yang sangat dingin dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi kesehatan warga yang mengungsi di tenda.

Untuk mengantisipasi serangan penyakit akibat cuaca dingin itu, Satidi mengaku kesulitan, karena untuk membujuk korban agar pindah ke bangunan lain yang bisa melindungi dari sergapan cuaca dingin.

"Diperlukan sedikit kesabaran, mereka trauma jika tinggal di dalam bangunan," katanya.

Meski demikian, dengan cara yang agak keras, sejumlah warga terutama yang mempunyai bayi dan anak-anak, serta pengungsi lansia, Minggu sore sudah bersedia pindah ke bangunan yang ada di sekitar Puslit Teh Kina Gambung.

Di sekitar Puslit Teh dan Kina Gambung ratusan unit rusak dan lima hancur. Rumah rusak tersebut berada di RW 09 yang berada di Komplek Puslit Teh dan Kina Kalintem, Giriwangi, Barutunggu, dan Giriawas, Kampung Gambung Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu.

Di lokasi korban gempa tersebut terdapat 3.000 jiwa,yang hingga Minggu masih belum tersentuh bantuan pemerintah. Sementara untuk mengantisipasi terjadinya penjarahan barang pasca gempa, warga Komplek Puslit dan Kina Kampung Gambung Ciwidey mengevakuasi barang-barangnya ke rumah warga yang selamat dari gempa.

Satidi mengungkapkan, proses pemindahan barang-barang baik milik warga maupun milik Puslit Teh dan Kina Gambung itu menggunakan enam buah kendaraan yaitu tiga buah truk, dua mobil minibus kijang, dan satu mobil pick up.

Barang-barang warga tersebut dipindahkan ke rumah warga yang tidak hancur akibat gempa. "Rumah di komplek ini tidak semua hancur, jadi barang-barang warga yang hancur, kita pindahkan ke rumah yang utuh untuk sementara," kata Satidi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009