Indonesia bersama para menteri ekonomi ASEAN berkomitmen menggali mekanisme guna menjaga konektivitas rantai pasok

Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan menteri ekonomi negara ASEAN sepakat menghadapi pandemi COVID-19 melalui pertemuan The Special ASEAN Economic Ministers (AEM) Virtual Conference Meeting on COVID-19 Responses.

Pertemuan ini membahas upaya bersama negara ASEAN dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan merupakan tindak lanjut dari kesepakatan para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dalam Declaration of the Special ASEAN Summit on Coronavirus Disease 2019 dan pertemuan AEM terdahulu yang menghasilkan AEM’s Statement on Strengthening ASEAN’s Economic Resilience in Response to the Outbreak of COVID-19.

"Indonesia bersama para menteri ekonomi ASEAN berkomitmen menggali mekanisme guna menjaga konektivitas rantai pasok dan memastikan kelancaran arus perdagangan barang-barang penting (essential products) di kawasan Asia Tenggara, khususnya yang terkait penanganan pandemi COVID-19," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Status Indonesia tidak pengaruhi fasilitas GSP, kata Wamendag

Para menteri ekonomi ASEAN turut menyepakati Hanoi Plan of Action on Strengthening ASEAN Economic Cooperation and Supply Chain Connectivity in Response to the Covid-19 Pandemic.

Kesepakatan tersebut memuat langkah-langkah kerja sama di bidang fasilitasi perdagangan barang-barang penting (makanan, obat-obatan, peralatan medis, dan produk-produk terkait lainnya), serta fasilitasi produksi serta akses terhadap obat-obatan dan vaksin COVID-19 melalui penguatan konektivitas rantai pasok.

Hanoi Plan of Action ini diharapkan mampu mendorong negara anggota ASEAN lebih proaktif mengimplementasikan langkah konkret seperti penggunaan Affixed Signature and Stamp (ASnS) untuk mempertahankan kelancaran arus perdagangan di tengah kebijakan social distancing, mengoptimalkan ASEAN Single Window sebagai platform pertukaran dokumen administrasi perdagangan, serta meningkatkan pemanfaatan teknologi digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0 dalam menghadapi the new normal.

"Kunci untuk mempertahankan jaringan produksi dan arus keluar-masuk barang dan jasa terletak pada kesungguhan seluruh negara ASEAN untuk memanfaatkan teknologi informasi," tegas Wamendag.

Dalam kesempatan ini, para menteri ekonomi ASEAN saling bertukar informasi dan praktik terbaik mengenai kebijakan ekonomi di masing-masing negara untuk menanggulangi dampak negatif pandemi COVID-19.

Para menteri juga menyambut baik usulan kerja sama dari ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) yang akan diwujudkan melalui Joint Statement on COVID-19 by ASEAN Business Advisory Council and Joint Business Council (JBC) and Partners Sector Champions.

Pemerintah dan pelaku usaha ASEAN berkomitmen untuk bekerja sama dalam menangani pandemi COVID-19, termasuk upaya memitigasi dampak negatif pada bidang sosial dan ekonomi.

Beberapa sektor usaha di ASEAN yang terkena imbas negatif dari pandemik COVID-19 di antaranya perjalanan; barang-barang penting dan rantai pasokan terkait; layanan medis; dan alat digital.

Wamendag mendorong semua negara untuk bekerja sama menahan dan menghentikan penyebaran COVID-19.

"Pemerintah Indonesia memprioritaskan perlindungan kesehatan masyarakat dengan tetap menjaga agar rantai produksi dan distribusi barang penting, baik di dalam maupun ke luar negeri, tetap berjalan dengan lancar," pungkasnya.

Baca juga: Di tengah krisis wabah, ASEAN jadi mitra dagang terbesar China
Baca juga: ASEAN-China bangun Jalur Sutra Kesehatan perangi COVID-19

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020