"Aksi terorisme sangat jelas tidak sesuai dengan ajaran agama, dan termasuk perbuatan mungkar yang harus dihadapi secara serius dan perlu keterlibatan semua pihak," katanya, dalam kegiatan safari ramadhan di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu.
Dihadapan jajaran Muspida Sulawesi Tengah dan prajurit TNI setempat, ia mengingatkan, aksi terorisme kini masih menjadi ancaman bagi keselamatan, keamanan dan kesejahateraan rakyat.
"Karenanya, seluruh komponen masyarakat dapat terus meningkatkan kepedulian dan kewaspadannya terhadap segala bentuk ancaman terorisme," ujarnya, menegaskan.
Djoko mengemukakan, dalam penanganan terorisme TNI melakukan tiga pola yakni deteksi dini, pencegahan dan penindakan. Dalam deteksi dan cegah dini, TNI bekerja sama dengan seluruh komponen bangsa seperti pemerintah daerah dan lainnya.
Sedangkan dalam penindakan, TNI telah memiliki satuan antiteror seperti Satuan Penanggulangan Teror-81 Kopassus, Detasemen Jalamangkara TNI Angkatan Laut, dan Detasemen Bravo-90 TNI Angkatan Udara.
"Tidak itu saja, TNI juga telah memiliki satuan antiteror di masing-masing kodam. Namun, dalam penindakan ini TNI baru akan bergerak jika ada permintaan dari Polri. TNI juga akan begerak sesuai dengan jenis ancaman teror yang dihadapi," tutur Djoko.
Terkait situasi keamanan di Palu, Panglima TNI menyatakan, pihaknya berharap situasi keamanan di Palu dapat dipelihara bahkan ditingkatkan di masa depan.
"Masyarakat sudah lelah dengan berbagai konflik, yang sebagian besar merupakan upaya pihak tidak bertanggungjawab untuk mengadu domba, memecah persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009