Surabaya (ANTARA News) - Menkominfo Mohammad Nuh memberikan lima kiat sukses kepada ribuan mahasiswa ITS Surabaya dalam "Ramadhan Di Kampus" (RDK) dan "Grand Opening Mentoring" (GOM) tahap pertama di Grha ITS Surabaya, Minggu.
"Tiap orang punya kiat sukses sendiri-sendiri, tapi secara umum dapat saya simpulkan ada lima yakni belajar keras, bekerja keras, bekerja ihlas, bakti kepada orang tua, dan selalu membaca selawat," katanya kepada 1.500 mahasiswa baru peserta GOM tahap I.
Didampingi Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD, ia mengatakan, etos kerja yang keras dan ihlas itulah yang mendorong seseorang untuk maju, karena selama ini memang tidak ada cerita sukses dari orang yang malas.
"Nabi Muhammad SAW adalah seorang pekerja keras dan selalu belajar, tapi ihlas juga penting, karena orang yang hanya bekerja keras cenderung berpikir jangka pendek, sedangkan orang yang bekerja ihlas selalu berpikir jangka panjang," katanya menjelaskan.
Mantan rektor ITS Surabaya itu menegaskan bahwa orang yang bekerja dalam jangka pendek akan sering mengubah orientasi, akibat perubahan kepentingan pribadinya.
"Orang yang ihlas akan selalu bekerja untuk jangka panjang, karena orang yang sukses adalah orang yang mempunyai impian. Impian itu ada pada orang yang tidur, sedangkan tidur adalah melepaskan diri dari pikiran sesaat. Jadi, orang yang ihlas akan selalu mempunyai ide-ide, karena dia tidak tendensius," katanya.
Tentang kaitan sukses dengan berbakti kepada orang tua, ia mengatakan, sukses orang tua itu selalu memiliki kaitan dengan sukses seorang anak secara berkesinambungan.
"Sukses itu mata rantai, anak yang sukses itu selalu akibat cita-cita orang tuanya, sedangkan orang tua yang sukses selalu karena anaknya sukses dan mengangkat nama baik orang tuanya. Kalau kita tidak berbakti pada orang tua, maka anak kita juga mungkin tidak akan berbakti kepada kita. Itu mata rantai," katanya.
Mengenai kaitan selawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan sukses, ia menilai, selawat itu ibarat penghargaan akademik kepada Nabi Muhammad SAW yang membuat kehidupan manusia lebih baik dari sebelumnya.
"Nabi Muhammad SAW itu memberikan kontribusi yang besar kepada kita, masak kita tidak mau memberi penghargaan. Allah SWT dan malaikat saja membaca selawat buat Nabi Muhammad SAW, apalagi kita. Bukankah kalau kita mengutip pendapat orang selalu mencantumkan namanya, apakah kepada Nabi Muhammad SAW tidak begitu," katanya.
Selain itu, mentoring yang mengajarkan mahasiswa ITS untuk mempraktikkan pelajaran agama di kampus itu akan mencapai sukses bila ada perubahan ahlak/perilaku mahasiswa baru.
Secara terpisah, Direktur Badan Pelaksana Mentoring (BPM) Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS Surabaya, Wawan Ismanto, mengatakan mentoring itu diawali dengan pelatihan ESQ, lalu dijabarkan dalam mentoring selama satu kali dalam sepekan.
"Mentoring itu berlaku selama satu semester, lalu diteruskan dengan angkatan kedua, karena mahasiswa baru ITS itu berjumlah 3.000-an orang," ujarnya.
Menurut Ketua Umum JMMI ITS Surabaya itu, mentoring bukan kegiatan terorisme, melainkan praktik dari pelajaran agama yang diajarkan dosen pada semester pertama, sehingga para dosen agama juga terbantu dan mereka juga menjadi pembina mentoring.
"Mentoring itu dilakukan para mahasiswa senior yang membina 10-12 mahasiswa baru dengan pelajaran tentang tauhid (ketuhanan), cinta nabi, Sirah Nabawiah, praktik shalat, dan sebagainya," katanya.
Ia menambahkan ESQ yang dirangkai dengan mentoring dalam 10 tahun terakhir terbukti mencetak mahasiswa yang pintar dan berahlak. "Dulu, saat sidak, kami menemukan mahasiswa ITS yang pacaran hingga hamil di luar nikah, suka minuman keras, dan sebagainya, tapi sekarang sudah tidak lagi," katanya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009