Jakarta (ANTARA) - Petenis Inggris Dan Evans mengatakan seorang psikolog olahraga menggambarkan dirinya sebagai salah satu orang paling marah yang pernah ditemuinya saat dilarang tampil selama setahun dari tenis karena penggunaan kokain pada 2017.
Evans, yang dites positif pada Barcelona Open, kembali ke sirkuit pada April 2018 dan saat ini berperingkat tertinggi dalam karirnya, 28.
"Ketika saat saya pertama kali duduk bersama psikolog olahraga, ia mengatakan saya mungkin salah satu orang yang paling marah yang pernah ia ajak bicara," kata Evans pada podcast My Sporting Mind, dikutip Reuters, Jumat.
"Setelah saya kembali, ia mengatakan saya sangat marah dengan larangan itu dan bagaimana saya berbicara tentang banyak hal.
Baca juga: Bintang tenis Coco Gauff ikut berdemo serukan keadilan rasial
"Dalam beberapa bagian dari larangan tampil itu, kamu muak dengan apa yang kamu kerjakan, tapi kamu harus terus berjalan pada beberapa titik, harus ada garis di bawah akhir dari apa yang kamu kerjakan."
Tidak mudah bagi Evans saat kembali ke ATP Tour dan tidak dimasukkan dalam daftar widlcard Wimbledon pada 2018, harus memainkan event prakualifikasi sebelum Grand Slam di negaranya sendiri.
"Saat kembali, saya menghadapi beberapa masalah ketika berusaha kembali bermain dan memasuki turnamen, dan saya tidak mendapat bantuan termudah sekalipun dari orang yang saya bantu sebelumnya," katanya.
"Saya sudah sering bermain untuk negara saya, dan mereka tidak segera membantu saya untuk kembali ke turnamen. Dari situlah kemarahan saya berasal. Itu sulit. Namun kami semua duduk bersama dan mengeluarkannya."
Baca juga: Rafael Nadal ogah ikut turnamen jika situasi belum aman
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020