Saya hanya menyampaikan dalam kondisi Garuda hari ini yang pada dasarnya penting cash. Saya harap, prosesnya bisa cepat karena situasi hari-demi hari sangat critical
Jakarta (ANTARA) - Garuda Indonesia mendapatkan dana talangan dari Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN sebesar Rp8,5 triliun untuk mengantisipasi krisis di tengah pandemi COVID-19.
“Yang sudah disepakati, tapi belum ditandatangani, itu adalah untuk modal kerja,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Selain untuk modal kerja, kata dia, dana talangan itupun akan digunakan untuk rencana efisiensi, sebab akibat pandemi COVID-19 pendapatan maskapai pelat merah itu anjlok hingga 90 persen karena 70 pesawat tidak beroperasi atau dikandangkan.
Baca juga: Pendapatan Garuda anjlok 90 persen, 70 persen pesawat dikandangkan
“Lalu untuk rencana efisiensi yang dilakukan Garuda. Kami ditanya soal rencana ke depan soal efisiensi, tentu saja kami memberikan program-program dan rencana ke depan baik dari sisi penjualan dan pendapatan, maupun dari sisi efisiensi,” katanya.
Dengan dana talangan tersebut, Irfan berharap dapat kembali memperlancar arus kas yang sejak pandemi ini terhambat, ditambah dengan dihentikannya kegiatan haji tahun ini.
Baca juga: Haji batal, Dirut Garuda: Kita buka rute internasional pelan-pelan
“Kami semua sepakat bahwa kalau pandemi ini lewat, dana ini turun, teman-teman di Kemenkeu dan Kementerian BUMN, Garuda bisa jauh lebih kompetitif, punya cost structure (struktur biaya) yang lebih sehat, dan punya manajemen yang lebih commited . Sudah sepakat, tapi di urusan ini mesti tanda tangan,” kata Irfan.
Untuk itu ia mendorong agar dana tersebut cepat dicairkan dan tidak melalui instrumen yang berbelit karena kondisi perseroan yang harus segera diselamatkan.
“Kami gembira mendengar antusiasme Kemenkeu maupun Kementerian BUMN dalam upaya memastikan dan membantu Garuda. Saya hanya menyampaikan dalam kondisi Garuda hari ini yang pada dasarnya penting cash. Saya harap, prosesnya bisa cepat karena situasi hari-demi hari sangat critical,” ujarnya.
Baca juga: Kemenkeu: Dana talangan Rp8,5 triliun dukung operasional Garuda
Dana talangan tersebut akan disalurkan secara bertahap dan karena sifatnya talangan, jadi perusahaan pun harus mengembalikan ke negara.
“Talangan itu meminjamkan, bukan penanaman modal, ini pinjaman. Kalau dalam aktivitas korporasi, loan biasa,” katanya.
Selain Garuda Indonesia, perusahaan BUMN yang mendapatkan dana talangan adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp3,5 triliun di mana akan disalurkan juga untuk modal kerja serta menambah arus kas yang defisit.
Baca juga: Kementerian BUMN: Dana talangan Garuda bukan dari APBN
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020