Menurut salah seorang warga Kampung Cerocoh, Desa Domas, Kecamatan Pontang, Ade, awalnya angin kencang terjadi saat hujan rintik-rintik turun di Kampungnya sekitar pukul 18.30.
Pada waktu yang bersamaan air laut naik hingga ke permukiman warga.
"Awalnya hanya gerimis, terus ada angin kencang. Setelah itu air laut naik sampai ke rumah-rumah. Warga di sana mengira itu tsunami," kata Ade.
Karena takut terkena tsunami, warga Kampung Cerocoh pun berlarian ke luar kampung untuk menyelamatkan diri.
Sebagian lagi keluar kampung dengan menumpang sepeda motor, mobil bak terbuka, dan kendaraan lainnya, kata dia.
Pantauan ANTARA, warga berlarian melintasi kampung lain menuju perempatan Pontang dan juga Ciruas. Hal itulah yang membuat warga di kampung lain panik, dan ikut berlari untuk menyelamatkan diri.
Bahkan kepanikan juga dirasakan warga yang letaknya jauh dari Desa Domas, seperti Desa Singarajan, Tembakang, dan desa lain di Kecamatan Pontang.
Selain berlarian keluar desa, warga memenuhi tepian jalan dan masjid-masjid untuk berlindung.
Ratusan petugas dari Kepolisian Resor (Polres) Serang diturunkan untuk menenangkan warga. Mereka meminta warga untuk kembali ke rumah masing-masing karena tsunami hanyalah isu belaka.
Hingga pukul 23.00 WIB, sebagian warga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Namun, sebagian masih berada di masjid-masjid dan di jalan-jalan di Kecamatan Ciruas dan Pontang.
Sementara itu, ketika dihubungi terpisah, pengamat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Tatang Hermawan mengatakan, tidak ada potensi puting beliung di utara Banten.
Jikalau ada, kata dia, sifatnya lokal dan tidak merata. Selain itu, kecepatan angin di Banten hanya berkisar antara 5-10 knot atau 10-20 kilometer per jam.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009