"Sampai jam 16.00 WIB tadi, jumlah pasien yang dirawat dan mengidap di RS Al Ihsan ada 22 pasien, 20 pasien lama dan dua pasien baru," ujar Kepala Bagian Keperawatan RS Al hsan, Yani Maryani, kepada ANTARA.
Ia menjelaskan, ke 22 pasien tersebut rata-rata menderita luka patah tulang yang cukup serius sehingga diharuskan dirawat inap di rumah sakit.
"Hampir semuanya, pasien menderita patah tulang yang cukup serius," kata Yani.
Menurut Maria, saat ini para pasien tidak lagi di ruang koridor, melainkan di ruang yang lebih spesifik.
"Keadaan sekarang jauh lebih baik daripada pas gempa, pasien yang sudah ditempatkan pada ruangan yang semestinya. Seperti untuk pasien bedah sudah di ruang bedah juga pasien lainnya. Kalau pasien yang di operasi kebanyakan yang patah tulang," ujar Yani.
Dikatakannya, untuk tenda-tenda yang sebelumnya didirikan untuk menampung pasien, hingg saat ini masih belum di bongkar meski sudah tidak digunakan lagi.
Pihaknya menambahkan, seluruh pasien korban gempa bumi 7.3 skala richter yang dirawat inap di RS Al Ihsan dibebaskan dari uang perawatan.
"Kami berkerjasama dengan pemerintah setempat, sehingga seluruh biaya perawatan pasien korban gempa bumi seluruhnya ditanggung pemerintah daerah," kata Yani.
Berdasarkan catatan Rumah Sakit Al Ihsan Baleendah Kabupaten Bandung, dari mulai terjadinya gempa hingga sekarang tercatat ada 114 pasien yang masuk di UGD dan dirawat inap.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009