Jenewa (ANTARA News) - Flu H1N1 telah merenggut sedikitnya 2.837 jiwa namun tidak mengakibatkan penyakit yang lebih parah daripada sebelumnya, dan virus itu tidak bermutasi, demikian diumumkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Jumat.
WHO mengamati secara cermat virus itu untuk mendeteksi mutasi yang mungkin menunjukkan bahwa virus itu semakin mematikan.
"Virus itu tidak bermutasi atau berubah bentuk," kata jurubicara WHO Gregory Hartl kepada pers seperti dikutip Reuters.
Sekitar seperempat juta orang telah dipastikan terserang penyakit itu melalui uji laboratorium di seluruh dunia, namun angka ini jauh lebih rendah daripada jumlah yang sesungguhnya, kata badan PBB itu, yang telah berhenti meminta negara-negara melaporkan kasus individu.
Sebuah pernyataan mingguan WHO mengenai perkembangan terakhir penyakit itu dikeluarkan pada Jumat malam. Badan PBB itu memperbarui jumlah korban tewas dalam laporan pada 28 Agustus yang mencapai sedikitnya 2.185 orang.
Flu H1N1, yang biasa dikenal sebagai flu babi, muncul pada April di AS dan Meksiko, dan telah menyebar secara luas ke penjuru-penjuru dunia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan influenza H1N1 sebagai pandemik pada 11 Juni. Virus baru itu telah menjangkiti dan menewaskan ribuan orang di seluruh dunia sejak muncul pada April. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009