"Kita sudah siap melaksanakan kegiatan internasional ini yang dihadiri pengusaha industri pariwisata, peneliti, pencinta olahraga selam dan fotografer dalam dan luar negeri," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Suaib Mallombassi di Makassar, Kamis.
Kesiapan untuk menyelenggarakan kegiatan bertaraf internasional ini sudah ditinjau tim terpadu dengan melakukan kunjungan ke lokasi taman laut tersebut, termasuk menyiapkan sarana dan prasarana transportasi laut seperti speed boat, kapal kecil berpenumpang 20-50 orang yang bisa merapat ke dermaga Takabonerate, pemondokan dan fasilitas pendukung lainnya.
Sebab, kapal RS. Suharso milik TNI-AL yang akan memuat sekitar 600 orang tidak bisa merapat dan hanya berlabuh di luar karena dermaga yang ada di sana untuk kapal-kapal bertonase kecil.
Grand Lounching Takabonerate, taman laut terindah ketiga dunia yang dimiliki kabupaten kepulauan Selayar ini, lanjutnya, untuk pertama kalinya dikemas dalam kegiatan ekspedisi tersebut guna memberikan peluang kepada masyarakat luar untuk mengenal lebih dekat obyek wisata bahari yang memiliki jutaan spesis biota laut.
"Ini aset wisata dunia yang paling indah, bersih dan nyaman dikunjungi turis asing maupun wisatawan nusantara, terutama yang senang menikmati keindahan taman laut sambil menyelam mengambil gambar di dasar laut," ungkapnya.
Hanya saja, kata Suaib, Takabonerate yang memiliki areal kawasan 350.000 ha ini terkendala pada akses infrastruktur dermaga dan transportasi laut yang masih sangat terbatas sehingga para duta ekspedisi yang berada di atas kapal milik TNI-AL terpaksa harus menggunakan speed boat atau kapal rakyat untuk melanjutkan perjalanan ke obyek wisata itu.
Melalui kegiatan akbar ini, ujarnya, ke depan pemerintah provinsi Sulsel bersama pemerintah kabupaten kepulauan Selayar akan menyiapkan infrastruktur dermaga yang layak disinggahi kapal-kapal turis, termasuk transportasi lautnya guna memudahkan para pelancong berkunjung ke taman laut tersebut yang lebih bagus dibanding taman laut Bunaken, Sulawesi Utara.
Menurut dia, para peserta ekspedisi Takabonerate berangkat dari Pelabuhan Makassar
hingga berlabuh di luar kawasan obyek wisata bahari ini yang membutuhkan waktu 15 jam, akan mengikuti seminar dan diskusi menyangkut potensi obyek wisata internasional tersebut dengan narasumber dari Ditjen Kebudayaan dan Pariwisata, pemerhati pariwisata dan calon investor dari sejumlah negara peserta.
Taman laut terluas dan terindah ketiga di dunia setelah taman laut Maladewa dan Afrika, sangat menarik untuk dikunjungi para turis yang senang menyelam, memancing, lambung race dan memotret sambil menyelam mengabadikan keindahan laut itu.
Panitia Expedition in Takabonerate, lanjutnya, juga menggelar lomba memancing, menyelam dan fotografi dengan obyek pengambilan gambar keindahan biota laut dan terumbu karang di dasar laut.
Pemerintah kabupaten Kepulauan Selayar, katanya, sangat mendukung kegiatan berskala internasional di sektor kepariwisataan, terutama dalam meningkatkan pendapatan nelayan dan industri wisata di daerah ini.
Selain Takabonerate, pemerintah Sulsel juga menggelar "Lovely in Tanatoraja", obyek wisata budaya yang sudah mendunia yang menyajikan upacara pemakaman (rambu solo) dan syukuran keberhasilan secara adat daerah itu (rambu tuka) pada Desember 2009. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009