Bogor (ANTARA News) - Sebanyak lima ton makanan pendamping air susu ibu (MPASI) dikirimkan Departemen Kesehatan (Depkes) ke lokasi bencana gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) di sebagian wilayah Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng).
"Selain obat-obatan, tambahan empat ton makanan dikirim ke Jabar dan satu ton ke Cilacap, Jateng," kata Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Depkes dr Rustam S Pakaya, MPH, melalui pesan singkat (SMS) kepada ANTARA di Bogor, Kamis malam.
Rustam S Pakaya, saat ini sedang berada di Kabupaten Cianjur, daerah yang paling parah terkena dampak gempa besar yang terjadi Rabu (2/9), dan berpusat di 142 km Barat Daya Kabupaten Tasikmalaya, Jabar dengan kedalaman 30 km.
Ia menambahkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga Kamis malam pukul 21.00 WIB, masih melaksanakan salat tarawih, setelah mengunjungi Kampung Babakan Caringin, Desa Cingkangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, yang menjadi desa terparah akibat gempa yang terjadi Rabu (2/9).
Presiden bersama Ibu Ani Yudhoyono sampai di lokasi sekitar pukul 15.30 WIB setelah melewati jalan desa yang rusak berat.
Ikut mendampingi Presiden sejumlah menteri seperti Menko Kesra
Aburizal Bakrie, Menkes Siti Fadilah, Mendagri Mardiyanto, dan Mensesneg Hatta Rajasa.
Mengenai perkembangan dampak gempa Tasikmalaya, ia menjelaskan bahwa hingga pukul 20.00 WIB, PPK Depkes mencatat jumlah korban yang meninggal dunia dilaporkan sebanyak 53 orang, dan yang dinyatakan masih hilang sebanyak 37 orang.
Sedangkan korban luka, untuk luka berat 125 orang, luka ringan 503, dan mereka yang mengungsi sebanyak 5.368 orang.
Gempa juga mengakibatkan sarana kesehatan rusak, yakni sebuah rumah sakit di Kabupaten Sumedang, 22 Puskesmas, Puskesmas pembantu (Pustu) 28, dua Polindes (poliklinik desa), dan 12 rumah dinas petugas kesehatan, demikian Rustam S Pakaya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009